Oleh: Tantry Ika Adriati
BOPM WACANA – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012 Erdianta Sitepu mengatakan saat ini target utama promosi iklan rokok di Indonesia adalah kalangan remaja. Sebab mayoritas perokok di Indonesia mulai merokok ketika remaja. Hal ini merupakan tujuan industri rokok untuk menjadikan remaja calon pelanggan tetap rokok. “Kalau remajanya tidak merokok, industrinya akan bangkrut,” ujar Erdianta, Jumat (23/4) di Asrama Putri saat sosialisasi mengenai kawasan tanpa rokok bersama Ikatan Mahasiswa Peduli Masyarakat (IMPM).
Target promosi ini terlihat dari banyaknya iklan-iklan rokok di televisi yang menampilkan sosok anak muda. Erdianta mencontohkan iklan rokok Djarum yang sering mengiklankan kegiatan seperti memanjat tebing, mendaki gunung, berselancar air, dan kegiatan olahraga lainnya yang sering dilakukan anak muda pada umumnya. Bahkan juga ada iklan eksekutive muda yang sedang menikmati kopi. “Mana pernah modelnya itu kakek-kakek atau petani,” tutur Erdianta.
Selain itu, di pintu 1 USU selalu terpampang iklan rokok setiap saat dan tak pernah diganti dengan iklan lain selain rokok. Pun, banyak kegiatan-kegiatan mahasiswa yang disponsori oleh industri rokok. Hal ini memperlihatkan bahwa target utama industri rokok memang remaja dan mahasiswa.
Melalui sosialisasi kawasan tanpa rokok ini Erdianta berharap remaja khususnya mahasiswa mulai sadar mengenai bahaya rokok dan mulai berhenti untuk merokok. Sebab rokok sangat berbahaya karena mengandung nikotin dan menyebabkan penyakit akibat rokok seperti kanker paru, kanker mulut, dan stroke.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat IMPM Admen Pasaribu membenarkan hal tersebut. Menurut Admen remaja merupakan investasi jangka panjang industri rokok, sebab jika sudah ketagihan maka akan sulit untuk berhenti merokok. “Semakin dini anak merokok, semakin besar keuntungan industri rokok,” kata Admen.