Oleh: Fredick Broven Ekayanta Ginting
BOPM WACANA — Wakil Rektor III President University Prof Banyu Perwita sampaikan Indonesia bisa jadi preman dunia di masa mendatang jika menjadi negara yang kuat. Indonesia akan kuat jika bisa memaksimalkan potensi maritim yang begitu melimpah. Hal tersebut disampaikan dalam sosialisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN-P) yang dilakukan Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan USU di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Selasa (15/9).
Prof Banyu katakan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar ketiga. Laut sudah menjadi takdir Indonesia, karena itu masa depan Indonesia berada di laut. Sementara 70% perdagangan dunia dilaksanakan di laut. Salah satu laut tersibuk dalam perdagangan dunia adalah Selat Malaka. “Tiongkok, India, dan negara lain yang melakukan aktivitas perdagangan semua lewat Malaka,” lanjutnya.
Sebagai langkah memanfaatkan potensi tersebut, saat ini pemerintah gencar dalam pembangunan tol laut dan pembangunan berporos maritim. Presiden Jokowi sendiri saat ini tengah berada di Uni Emirat Arab untuk membangun kembali Pelabuhan Bagan Siapi-api yang berada di Provinsi Riau. “Presiden (Jokowi–red) sedang jajaki kerja sama dengan Dubai Port, pelabuhan paling modern di dunia,” ujarnya.
Selain itu langkah Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti yang kerap menghancurkan kapal-kapal illegal fishing dilakukan untuk menjaga maritim Indonesia.
Wakil Dekan I Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Zakaria sependapat dengan Prof Banyu. Menurutnya selain potensi di atas Indonesia punya laut yang luasnya mencapai 3,2 juta kilometer persegi, lebih luas daripada daratan. Sehingga kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan begitu melimpah. Oleh karena itu sudah seharusnya fokus pembangunan berporos pada maritim.
Salah satu upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara kuat adalah menyusun RUU PSDN-P oleh Kementerian Pertahanan yang merupakan visi Indonesia dalam 20-30 tahun mendatang.