Oleh: Sondang William Gabriel Manalu
Langkat, wacana.org – Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu menyebabkan pencemaran pada laut dan udara di sekitar wilayah kecamatan pangkalan susu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Gabungan Kelompok Nelayan (Gabokan) Pulau Sembilan Munawar, Sabtu (31/7).
Menurut Munawar, terdapat banyak pengrusakan yang disebabkan oleh PLTU Pangkalan susu, di antaranya abu dari proses pembakaran yang menyebabkan pencemaran udara, juga transfer batu bara yang merusak lingkungan biota laut. “Yah seperti contoh kalau hujan tuh, kan kenak batu bara di tangkahan terus kan air yang kena hujan langsung ke laut,” ujarnya
Tidak hanya itu, asap dari proses pembakaran pada PLTU juga membuat penduduk sekitar batuk-batuk. “Penyakit ini memang baru ada pas PLTU ini mulai beroperasi,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Panita Gerakan Pelantang Energi Bersih Muhammad Alinafiah Matondang membenarkan keterangan dari Munawar. “Setelah kami telusuri limbah pembakaran PLTU sendiri seperti flying ash bisa menyebar sampai 100 km,” ujarnya
Ia juga menambahkan bahwa terdapat dugaan PLTU Pangkalan Susu membuang limbah sisa pembakaran langsung ke laut. “Limbahnya kan air yang sudah dipanaskan, nah otomatis jika dibuang ke laut dan terkena sinar matahari air akan cepat panas dan tentu tidak ada biota laut yang sanggup untuk hidup,” ujarnya.
Ali menegaskan bahwa PLTU Pangkalan Susu wajib ditutup melihat dampak yang telah dihasilkan yang tentu sangat merugikan bagi warga setempat.