BOPM Wacana

Masjid Kapal Si Destinasi Barunya Kota Atlas

Dark Mode | Moda Gelap
Tampak mesjid kapal | Suratman

 

Oleh: Suratman

Berada di perkampungan, ada persawahan, juga dekat hutan. Dibangun dengan gaya tak biasa dari kebanyakan masjid, bukan sekadar jadi tempat ibadah, tapi juga diserbu sebagai destinasi baru popular masyarakat Semarang.  

Masih di Semarang dalam rangka menikmati liburan, rasa penasaran saya belum terpuaskan di Kota Atlas ini. Maka, usai mengunjungi beberapa destinasi berbau sejarah,lantas tujuan saya selanjutnya yaitu menuju Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang tepatnya di Jalan Kyai Padak RT 05/ RW 05.

Ada yang sedang popular di jagad media sosial masyarakat Jawa Tengah di daerah tersebut, khususnya kota Semarang yaitu Masjid As Safinatun Naja atau lebih dikenal disebut Masjid Kapal. Berlokasi di kampung pinggiran, Semarang wilayah Barat, jaraknya cukup jauh kurang lebih 15 Kilometer jika dari Bandara International Ahmad Yani.

Berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter persegi, masjid kapal memiliki panjang 50 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 14 meter. Didirikan oleh seorang ulama sekaligus guru agama Semarang bernama Kyai Achmad.

Pembangunan masjid kapalnya sendiri berawal dari mimpi sang Kyai Achmad untuk membuat masjid mirip kapal dan terinspirasi oleh kapal Nabi Nuh. Karena dengan ada masjid kapal pengunjung akan dapat mengingat sejarah, tentunya cerita tentang bagaimana dulu Nabi Nuh menyelamatkan umatnya dengan kapal dan ingat akan adanya Tuhan.

Berada jauh di kampung dekat hutan, masjid ini sangat mirip ihwalnya kapal, lengkap dengan jendela berbentuk bulat, puritan, haluan, dan aksesoris kapal lainnya.

“Sepengetahuanku masjid-masjid lain memang enggak ada yang berbentuk kapal. Unik, bagus, itu membuat orang tertarik,” jelas Muhamad Faris (23 th) wisatawan asal Surabaya ini.

Faris mengaku, masjid kapal ini baru pertama ia lihat dan memang bentuknya yang tidak biasa seperti masjid kebanyakan menambah daya tarik wisatawan. Terlebih lagi tempatnya yang berada di sekitar persawahan warga desa Podorejo.

Memang, selain bentuknya yang unik menyerupai kapal, hamparan persawahan, serta hutan dan perladangan warga desa menambah kesan damainya pedesaan.

Masjid Kapal As Safinatun Naja yang dibangun sejak tahun 2002 lalu ini bisa dibilang tak biasa. Dalam masa pembangunannya yang belum selesai saja sudah banyak tersebar luasfoto-fotonya di jejaring media sosial. Tak pelak, direncanakan akan dibuka untuk umum pada tahun 2020 nanti, tapi dalam masa pembangunan yang belum kelar sudah dibuka pengunjung yang ramai.

Suasana lantai 2 mesjid kapal yang tampak berserakan | Suratman

Wajar saja, masjid berlantai tiga dengan dominasi warna cokelat pada badan kapal,dan putih untuk bagunan masjid benar-benar tampak cantik dan mewah dengan mudah menarik minat wisatawan.

Jika dilihat ke dalam, pada lantai pertama bangunan masjid ini difungsikan sebagai ruang pertemuan, resepsi pernikahan, dan khususnya pada hari Senin, Sabtu dan Minggu akan ada pengobatan ala Islami dengan budget yang sangat murah.

Sedangkan pada lantai kedua khusus digunakan untuk beribadah, yaitu salat lima waktu. Di lantai tiganya sebagai kegiatan keagamaan dan belajar.

Tetapi sangat disayangkan, dibalik kepopuleran namanya, bangunan yang mulai dibangun pada 2002 ini nyatanya masih kurang perawatan. Fasilitas juga minim sekali, bayangkan saja, sajadah untuk salat hanya berjumlah tak lebih dari 5 karpet berukuran 4 meter pada hal ruangannya luas..

Sedangkan lantai 3 yang digunakan sebagai kegiatan keagamaan dan belajar tampak memprihatinkan. Lemari kayu yang dibuat seadanya berukuran 1 x 2 meter hanya itu yang ada, sebagai tempat menyimpan Al-quran dan mukenah.

Di lemari,mukenah yang selesai dipakai berserakan tanpa dilipat kembali setelah dipakai. Tak sekadar itu, kondisi atap kubahnya di lantai 3 juga memprihatinkan, terdapat celah-celah terbuka, maka jika hujan datang sering bocor dan air mengenangi lantai. Hiasan-hiasan dinding juga sekadar kaligrafi di sekitar tempat imam salat.

Kendati seperti itu, masjid ini masih kurang pearwatan karena masa pembangunan yang tak urungnya selesai, namun direkomendasikan untuk kamu kunjungi jika mampir ke Semarangkarenahanyasatu-satunya yang ada di Indonesia dengan model masjid sepertiini.

Bukan sekadar satu-satunya di Indonesia, tapi pemandangan alam sekitar juga sangat menarik. Nah, buat kamu yang hendak berkunjung siapkanlah alat perangmu agar dapat mengabadikan momen di masjd ini. Berswafoto sesukanya bisa kamu lakukan baik di luar atau pun mau beradekan seperti Leonardo De Capriodan Kate Winslet dalam film Titanic(1979).

Jangan lupa, jika hendak mengunjungi masjid kapal ini sewa/pesanlah trasnportasi online pulang-balik agar tidak membuatkamu repot. Pasalnya, tidakakan ada kendaraan yang dapat kamu sewa ataupun pesan di daerah tersebut karena lokasinya jauh di pedasaan.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus