Oleh: Lazuardi Pratama
BOPM WACANA | Kurniawan Dwi Yulianto, mantan pesepakbola tim nasional (timnas) Indonesia era 90-an hingga 2000-an bercerita tentang ia yang pernah ditawari uang suap agar mengalah. Ia mengatakan kejadian tersebut terjadi sebelum pertandingan versus Korea Selatan pada Piala Asia tahun 2000 di Libanon. Hal ini disampaikannya dalam Seminar Nasional Menyelamatkan Sepakbola Nasional di Peradilan Semu Fakultas Hukum, Selasa, (1/12) kemarin.
Kurniawan mengatakan para pemain dan official timnas Indonesia berada dalam satu hotel yang steril, orang lain tidak dibolehkan masuk. Namun tiba-tiba ada seorang pengusaha Tiongkok masuk dan memberi masing-masing pemain seribu Dolar Amerika. “Kita sih anggap itu bonus oleh pengusaha, biasa,” ujar Kurniawan.
Tapi di hari berikutnya sebelum pertandingan versus Korea Selatan, Kurniawan dan teman-teman lainnya mengaku dipanggil pengusaha tersebut. Mereka ditunjukkan sebuah koper berisi uang 500.000 Dolar Amerika untuk mengalah pada Korea Selatan. “Padahal di atas kertas kita sudah pasti kalah lawan Korea Selatan,” katanya.
Mereka kemudian melapor ke manajer dan kemudian mendatangi pengusaha tersebut di salah satu kamar di hotel. Tapi, menurut Kurniawan ia sudah menghilang. Kurniawan mengatakan ia dan teman-temannya menolak uang suap tersebut sebab akan mencoreng nama sepak bola Indonesia. “Passion kita sudah di bola,” ujarnya.
Untuk diketahui, seminar ini rencananya mengundang Bambang Pamungkas dan Kurniawan sebagai pembicara, namun Bambang berhalangan hadir. Bambang digantikan Ponaryo Astaman yang juga pesepakbola timnas Indonesia.