Oleh: Nicola Cornelius Alemta Simarmata
USU, wacana.org- Beredar video klarifikasi permohonan maaf terkait perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Calon Presiden mahasiswa (Capresma) nomor urut 2 usungan dari Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Rabbani kepada ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Universitas Sumatera Utara (USU) Higayon Sinaga. Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua KPUM USU Higayon Sinaga pada Minggu (18/12).
Ia menuturkan kronologi kejadian berlangsung di Fakultas Keperawatan (FKep) pada (15/12). Ia menjelaskan kejadian terjadi akibat salah paham antara Ketua KPUM dengan Paslon 02 soal jadwal kampanye. Sesuai jadwal untuk kampanye di FKep, Paslon 02 diberi waktu pada pukul 09.00 WIB namun Higayon mendapati Paslon 02 masih melaksanakan kampanye pada pukul 13.00 WIB di FKEP.
Higayon mengatakan Ia tidak tahu menahu soal jadwal kampanye Paslon 02 yang digeser ke pukul 13.00 WIB. Namun Paslon 02 berdalih bahwa mereka telah meminta izin dari KPUM Fkep berdasar dari komunikasi sepihak dengan Sekretaris KPUM USU, Cindy Shafira. Namun ditengah penyelesaian, Capresma 02 atas nama Dimas Aditya mengarahkan pukulan ke wajah Higayon namun pada akhirnya mengenai dinding di samping wajahnya.
Atas perilaku tersebut, sesuai isi video Capres 02 beserta Ketua KAM Rabbani mengadakan pernyataan sikap permohonan maaf atas perilaku yang tidak menyenangkan tersebut di depan Sekretariat Pemerintahan Mahasiswa (Pema) USU dengan Ketua KPUM dan salah satu perwakilan KPUM pada (17/12). Higayon mengatakan tidak ada sanksi yang diberikan atas perilaku tersebut namun Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut terjadi di tengah penyelesaian masalah. “Apabila terjadi kejadian yang sama pun bila tidak menimpa dirinya, Paslon 02 harus siap kena sanksi oleh KPUM,” ujarnya
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Eibram Siringo-ringo mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak menggambarkan dengan baik sosok Capresma yang diinginkan mahasiswa USU. Ia juga sangat menyayangkan kesalahpahaman yang terjadi di lapangan sehingga terjadi hal yang tidak seharusnya dilakukan. “Sudah sepatutnya, kejadian tersebut menjadi pembelajaran sehingga tercipta iklim demokrasi mahasiswa USU yang sehat,” tutupnya.