BOPM Wacana

Korpus BEM SI: Mahasiswa Bukan Dalang Kerusuhan Aksi Demonstrasi

Dark Mode | Moda Gelap
Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, dalam siaran talkshow "Head to Head with Elvira" di CNN TV, Rabu (3/9/2025). | Tio Hasianna Vincentia Hutahaean
Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, dalam siaran talkshow “Head to Head with Elvira” di CNN TV, Rabu (3/9/2025). | Tio Hasianna Vincentia Hutahaean

Oleh: Tio Hasianna Vincentia Hutahaean

Jakarta, wacana.org – Koordinator Pusat (Korpus) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI), Muzammil Ihsan, menyampaikan pendapatnya perihal aksi unjuk rasa yang sering berujung ricuh dan anarkis. Hal ini dinyatakannya saat hadir di acara talkshow “Head to Head with Elvira” dalam tayangan CNN Indonesia, Rabu (3/9/2025).

Siaran tersebut membincangkan soal “Siapa Dalang di Balik Kerusuhan Unjuk Rasa?” yang berlangsung sejak 25 Agustus–2 September 2025 untuk memprotes kebijakan pemerintah. Muzammil berpendapat massa akan berubah anarkis, ketika Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak muncul untuk menerima tuntutan.

“Ini bukti kemarahan masyarakat terhadap respon DPR tersebut. Ketika aksi sudah anarkis, muncul polisi yang represif. Maka seharusnya yang dikoreksi pemerintahnya, bukan malah fokus kepada dalang di balik ini semua,” cetusnya.

Muzammil juga menanggapi pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menyebut bahwa ada tindakan makar dari aksi demonstrasi tersebut. “Pemerintah punya badan intelijen dengan teknologi canggih untuk menyelidiki siapa dalang kerusuhan ini, yang saya yakin bukan mahasiswa,” tanggapnya

Ia menambahkan, ketika massa aksi melebur menjadi satu tanpa memandang aliansi manapun, maka mereka bukan lagi fokus kepada siapa dalang di balik kerusuhan. Melainkan lebih fokus kepada tuntutan terhadap DPR dan pemerintahan. “Kepercayaan rakyat sudah berkurang dan kemarahan rakyat juga semakin besar, akibat dari pemerintahan saat ini,” pungkas Muzammil.

Menanggapi penyampaian tersebut, Pengamat Intelijen, Ridlwan Habib, kurang menyetujui pernyataan Muzammil mengenai peleburan massa aksi. “Identitas dalam aksi itu penting. Harus ada nama, identifikasi, bendera, koodinator lapangan (korlap), teknik lapangan (teklap), sehingga lapangan bisa terkontrol,” ucap Ridlwan.

Ia melanjutkan, “kalau tidak, dengan alasan peleburan tadi, penyusupan bisa dilakukan oleh siapapun yang terlatih maupun orang-orang yang ‘dibayar’ untuk melakukan kerusuhan,” pungkasnya.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus