
Oleh: Tio Hasianna Vincentia Hutahaean
USU, wacana.org — Korps Mahasiswa Pecinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup (KOMPAS) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi peduli lingkungan “Coastal Greenline Project: Mangrove Planting”. Kegiatan berlangsung pada 7-8 Juli 2025 di wilayah Kelompok Tani Hutan (KTH) Penghijauan Maju Bersama, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Ketua Umum KOMPAS USU, Raja Kuat Subbhari, pada Kamis (10/7/2025), mengatakan bahwa upaya pelestarian lingkungan melalui aksi tanam 1000 bibit mangrove ini, sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap krisis lingkungan di pesisir Sumatra Utara. “Agenda ini merupakan bagian dari peran mahasiswa pecinta alam sebagai penjelajah alam, agen konservasi, dan edukasi masyarakat untuk pelestarian berkelanjutan,” ujarnya.
Aksi tersebut dilakukan sekaligus untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati pada 5 Juni 2025 lalu. “Sebelum penanaman mangrove, peserta terlebih dahulu diajak melakukan observasi sosial-ekologis dan mengenal potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), serta keanekaragaman hayati yang ada di ekosistem mangrove,” jelas Raja.
KOMPAS USU juga mengundang Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) kawasan Sumatra Utara untuk terlibat secara langsung, seperti MAPALA Universitas Negeri Medan (UNIMED), Mahasiswa Pecinta Alam Gunung Rimba Tebing dan Satwa (MAPAGRATWA) Politeknik Negeri Medan (POLMED), MAPALA Universitas Nias (UNIAS), dan Langkah Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan (LAMPALIN) Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI).
Selain itu, Generasi Muda Pecinta Alam (GEMPALA) Universitas Cut Nyak Dien (UTND), Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan Prodi Kehutanan USU (SILVOSNITY USU), KTH Penghijauan Maju Bersama, serta masyarakat Desa Pasar Rawa juga bergabung dalam aksi penanaman mangrove.
Kegiatan ini didukung oleh Nusantara Fund, hasil kolaborasi antara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Selama kegiatan berlangsung, peserta diajak pula melihat keberagaman satwa liar seperti ular dan monyet yang masih ditemukan di sekitar ekosistem mangrove.
Salah satu peserta dari GEMPALA UTND, Novia Arta, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. “Saya dapat mengenal tentang mangrove atau bakau yang tumbuh di sekitar tempat penanaman. Saya mengenal lebih banyak teman baru, sekaligus memahami latar belakang masyarakat setempat,” ungkap Arta.