Oleh: Fredick B E Ginting
Berwai dua ratus tikus hidup ayeng-ayengan sepamah
Kapiran tanpa hisab sesuatu pun
Sampai tiba sangkat ditabuh si pemburu, si pemusnah
Tak sembarang pemusnah, tak sembarang pemburu
Dua ratus itu dipancing
Setumpuk kenikmatan pemuas hawa nafsu sengaja jadi alat pancing
Berdua ratus berkerumun, berdua ratus terperangkap
Setumpuk tadi jadi tempat berlabuh yang terakhir
Sebab setumpuk tadi dipagar tanpa celah rekah
Jadilah kiamat pertama bagi kedua ratus
Kedua ratus kehabisan pemuas kenikmatan
Tak ada tersisa untuk dimakan
Sampai pilihan terakhir kedua ratus saling makan
Untuk bertahan dari kiamat
Sampai pertahanan itu menjadi kedatangan kiamat kedua
Kiamat-kiamat berikutnya segera menyusul
Sampai bertahan satu-satunya
Pemakan ke seratus sembilan puluh sembilan
Robert dan Dante telah ditunjuk memberi peringatan
Bahwa hari itu akan muncul
Semakin jauh hari, semakin terbukti tilikannya
Semakin terjaga kita yang sudah bermiliar ini
Dan tak ada yang bisa berkilah, apalagi mendaga
Bahwa Bumi ini akan pecah mengundang kiamat