BOPM Wacana

Kata Mahasiswa USU tentang Kinerja Pema Reka Cipta

Dark Mode | Moda Gelap

Sistem pemerintahan mahasiswa mengibaratkan kampus sebagai suatu negara yang di mana terdapat lembaga-lembaga kenegaraan sebagai penunjang berjalannya sistem pemerintahan yang ada. Dari prinsip dasar tersebut, lembaga-lembaga tadi memiliki kewajiban untuk menjamin dan melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan yang tertera pada peraturan yang ada dan diimplementasikan dalam kehidupan mahasiswa. 

Pemerintahan Mahasiswa (Pema) adalah lembaga tinggi eksekutif di tingkat Universitas Sumatera Utara (USU). Pema berfungsi sebagai wadah aspirasi mahasiswa yang di dalamnya terdapat beberapa departemen yang berfungsi sebagai pengendali operasional segala kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang ada di lingkungan USU. Menurut pengertian dalam Tata Laksana Organisasi Mahasiswa (TLO) USU, pema adalah organisasi kemahasiswaan yang melaksanakan berbagai aktivitas mahasiswa, dalam tingkatan universitas yang kemudian disebut sebagai Pema USU. 

Saat ini Pema USU dipimpin oleh Rizki-Anas yang sudah menduduki kursi eksekutif tersebut sejak dilantik pada 29 Maret 2021. Rizki-Anas bersama Kabinet Reka Cipta membawa visi “USU Menatap Indonesia” yang digaungkan sejak masa kampanye mereka. Menjelang beberapa hari turunnya Rizki-Anas dari jabatan presma-wapresma, bagaimana pendapat mahasiswa USU tentang kinerja Pema Reka Cipta? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini! 

Thoriq Al Banna – Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2020 

Kinerja Pema Reka Cipta ini menurut saya secara keseluruhan kurang baik dikarenakan banyak progja dari kementerian-kementerian yang tidak berjalan. Eksekusi dari progja-progja yang berjalan pun saya rasa kurang maksimal. Ditambah dengan banyaknya kontroversi yang beredar dan perdebatan yang muncul. Pema Reka Cipta pun kurang cakap dalam mengelola internalnya, sehingga terjadi situasi yang tidak selaras dan miss komunikasi bagi sebagian pengurus. Adanya isu mahasiswa yang tidak diangkat dan kurang vokalnya Pema Reka Cipta dalam menanggapi feedback dari mahasiswa.

Menurut saya kurangnya kinerja Pema Reka Cipta itu juga terpengaruh karena masa pandemi yang mengakibatkan banyaknya kegiatan yang terkendala dan sulit untuk direalisasikan. Namun dari semua itu Pema Reka Cipta tetap berhasil melakukan kinerja dan pencapaian yang cukup baik. Karena beberapa progja yang sudah berjalan dapat mengajak instansi dan orang pemerintahan untuk dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan. 

Joel Mahendra Tampubolon – Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 2018 

Saya melihat kinerja Pema Reka Cipta selama ini hanya fokus pada gerakan eksistensi dan gerakan Pema Reka Cipta ini terkesan elit. Selama ini, saya perhatikan Pema Reka Cipta sering kali membangun silaturahmi atau audiensi dengan para pejabat dan tokoh-tokoh besar. Namun, saya tidak menemukan urgensi dari silaturahmi/audiensi tersebut terhadap mahasiswa USU. Sehingga saya mengasumsikan bahwa gerakan yang mereka buat hanya untuk menunjukkan bahwa Pema USU juga jabatan elit atau posisi yang tinggi.

Annisa Maharani – Fakultas Kedokteran Gigi 2018 

Sebagai orang yang pernah berada di tubuh Pema Reka Cipta, saya melihat banyak hal yang sangat prinsipil tidak dibicarakan sama sekali. Saya menyampaikan ini sebagai koreksi bagi pema ke depannya agar dapat kembali lagi kepada posisi dan marwah Pema USU sebagai lembaga eksekutif mahasiswa. 

Menurut saya Pema Reka Cipta belum bisa disebut sebagai lembaga eksekutif di mahasiswa. Pada dasarnya pema itu bukan sekedar organisasi untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa, tapi lebih besar dari itu. Seharusnya tentang bagaimana Pema USU bisa mengakomodir semua keresahan mahasiswa dengan tetap menjalankan tridharma perguruan tinggi. Sejauh ini yang aku lihat, Pema Reka Cipta hanya memberikan “ikan” kepada masyarakat dengan melakukan berbagai pengabdian. Padahal pada dasarnya ada berbagai kebijakan pemerintah yang “memiskinkan” masyarakat dan Pema Reka Cipta sebagai representasi mahasiswa USU dan sebagai kaum intelektual di tengah-tengah masyarakat, seharusnya mampu memberikan “pancing” dalam arti mencoba mendobrak dan menekan pemerintah dan berjuang untuk masyarakat dalam hal regulasi yang tidak berpihak ke masyarakat. 

Intinya Pema Reka Cipta menurut saya terlalu nyaman dan senang di zona mereka dengan membuat berbagai event demi eksistensi semata. Padahal ada banyak hal yang jauh lebih prinsipil dari itu dan tidak ada upaya di jalan itu. Pema Reka Cipta telah keluar dari koridor mereka sebagai lembaga eksekutif mahasiswa menjadi lembaga minat bakat mahasiswa. 



Maher Untung Siahaan – Fakultas Pertanian 2018 

Untuk progja Pema Reka Cipta tidak terlalu mengikuti karena menurut saya Pema Reka Cipta ini kurang bersosialisasi terhadap mahasiswa yang berada di lingkup kampus. Pema Reka Cipta terlalu menutup atau membatasi mahasiswa untuk lebih meng-explore seperti apa tatanan pemerintahan di USU dan kurang mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan mahasiswa. Seharusnya Pema Reka Cipta terlebih dahulu melakukan sosialisasi terhadap mahasiswa daripada melakukan sosialisasi dengan pihak eksternal kampus. 

Kinerja Pema Reka Cipta masih belum terlihat mungkin salah satu faktornya adalah karena masa pandemi sehingga kegiatan-kegiatannya wajar belum terlaksana secara maksimal. Selain Pema Reka Cipta yang kurang bersosialisasi, mahasiswanya juga acuh tak acuh atau kurang menggali terhadap pemerintahan mahasiswa itu sendiri. 

Christopher – Fakultas Ilmu Budaya 2018 

Memang saya kurang mengikuti Pema Reka Cipta, saya kurang mengetahui apa saja program dari Pema Reka Cipta sendiri sehingga saya tidak mampu memberi penilaian secara objektif mengingat bahwasannya program atau kegiatan yang dijalankan oleh Pema Reka Cipta cukup tertutup alias kurangnya publikasi. Namun, sejauh yang saya lihat Pema sudah cukup baik dalam memimpin serta memberi dampak positif yang cukup besar bagi mahasiswa.

Pema Reka Cipta cukup informatif dalam menyampaikan berita-berita terkini seputaran kampus mau pun mengenai pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari postingan-postingan yang mereka bagikan melalui akun media sosial. Tapi untuk program-program mereka saya kurang tahu karena saya tidak merasakan langsung sosialisasi dari Pema Reka Cipta. 

Dio Ananda Pulungan – Fakultas Kehutanan 2018 

Kinerja Pema Reka Cipta sendiri itu sudah cukup baik. Namun, kekurangannya terletak pada anggota yang kurang aktif secara keseluruhan. Pema Reka Cipta sudah cukup berkompeten dalam mengayomi mahasiswa USU. Saya menilai kinerja Pema Reka Cipta karena mempunyai alasan tertentu, tetapi saya menilai Pema Reka Cipta murni dari penilaian saya sendiri. 

Saya menilai dari ajakan konsolidasi mahasiswa yang sering diadakan oleh Pema Reka Cipta, menurut saya itu merupakan salah satu cara mengayomi/merangkul mahasiswa USU. Interaksi Pema Reka Cipta dengan lingkup mahasiswa yang ada di kampus juga bisa dibilang cukup baik karena saya sudah merasakan langsung sosialisasi dari Pema Reka Cipta yaitu undangan konsolidasi pema sekawasan yang difasilitasi oleh Pema Reka Cipta atau pun diskusi yang dibuat oleh Pema Reka Cipta. 

Lalu dalam hal penyebaran informasi cukup kompeten, mengingat Pema Reka Cipta menggunakan media sosial Instagram yang di mana penyebaran Informasi jauh lebih cepat. 



Amrin Sitanggang – Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik 2019 

Menurut saya kinerja Pema Reka Cipta yang sekarang belum berdampak nyata dalam mengembangkan minat dan bakat mahasiswa USU secara general, baik dalam bidang akademik dan nonakademik. Saya sebagai mahasiswa biasa yang bukan bagian dari Pema Reka Cipta sendiri merasa pema sekarang tidak menjalankan fungsinya secara tepat. Banyak dari kami bahkan tidak mengenal presiden dan wakil presiden Pema Reka Cipta karena jarangnya program dan kegiatan Pema Reka Cipta itu. Mungkin dikarenakan pandemi juga sehingga gerakan Pema Reka Cipta sekarang cenderung pasif. 

Saya merasa dengan banyaknya kementerian yang ada di Pema Reka Cipta, program-program yang dijalankan masih sedikit. Dan terkait mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat, saya merasa banyak isu hangat yang terjadi di masyarakat yang tidak diulas dan didiskusikan Pema Reka Cipta untuk dibawa ke pemerintah kita sekarang.

Andreas H. Silalahi – Fakultas Kehutanan 2017 

Saya sebagai mahasiswa USU melihat dari sisi kinerja Pema Reka Cipta mulai dari dilantik, reshuffle sampai sekarang masih minim kegiatan yang dilakukan di USU. Program Pema Reka Cipta tidak ada dampak langsung kepada mahasiswa untuk sekarang. Seperti yang kita lihat kegiatan yang ada melakukan konsolidasi-konsolidasi antara pema yang cenderung permainannya lebih struktural seperti presma jumpa presma, membuat kegiatan yang mengundang tokoh publik, atau jumpa tokoh publik yang cenderung elitis.

Lalu mengenai progja besar pema terkait Amandemen TLO, kita dapat berkaca dari pemerintahan NKRI di mana proses amandemen itu harus ada tugas pokok dan fungsi daripada legislasi. Yang saya lihat antara legislasi dan eksekutif itu membingungkan dan banyak dramanya, kemarin MPMU sempat mengatakan program Rizky-Anas itu bagus, terus Rizky juga menjanjikan akan ada amandemen TLO. Kalau saya lihat sebenarnya rancu mengapa lembaga eksekutif itu menjanjikan hal tersebut tanpa ada sinkronisasi yang jelas kepada MPMU sebagai legislator.

Komentar Facebook Anda

Rose Arsani Saragih

Penulis adalah Mahasiswa Agribisnis FP USU Stambuk 2021. Saat ini Rose menjabat sebagai Koordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus