BOPM Wacana

Kata Mahasiswa USU tentang Kebiasaan Titip Bangku di Kelas

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis 

Sebagian besar mahasiswa mungkin sudah tak asing dengan istilah “titip bangku”. Kebiasaan ini dapat dilihat ketika seorang mahasiswa tidak dapat hadir lebih awal, lalu meminta temannya yang datang lebih dulu untuk menaruh tas, buku, atau barang lain di bangku sebagai tanda bahwa tempat tersebut sudah ada pemiliknya.

Sebagian menganggap “titip bangku” adalah hal wajar untuk menunjukkan rasa saling membantu antarteman. Namun, tidak jarang kebiasaan ini menimbulkan masalah ketika bangku yang dititipkan jumlahnya berlebihan, sehingga mahasiswa lain yang datang tepat waktu justru kesulitan mendapatkan tempat. Dalam konteks ini, titip bangku dianggap merugikan dan menimbulkan kesan tidak adil.

BOPM Wacana telah mewawancarai sejumlah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) untuk mendapat pandangan mereka mengenai kebiasaan “titip bangku” yang dilakukan oleh mahasiswa.

Khaira Nikita – Ilmu Sejarah 2023

Khaira Nikita | Sumber Pribadi
Khaira Nikita | Sumber Pribadi

Saya pribadi kurang setuju sama kebiasaan “titip bangku” ini. Karena jelas hal kayak gini bikin kelas itu malah jadi ada circle-circle gitu. Juga hal ini ngerugiin yang datang lebih awal, karena jadi tidak bisa duduk di bangku yang dia mau karena embel-embel bangku itu udah ada yang nitip.

Sebenarnya ini masalah sepele emang, cuma kalau dinormalisasikan terus-terusan juga tidak bagus. Karena bisa aja ada yang kesal atau marah, terus malah bikin suasana kelas jadi tidak enak.

Reza Sijabat – Ilmu Hukum 2022

Reza Sijabat | Sumber Pribadi
Reza Sijabat | Sumber Pribadi

Menurut saya, kebiasaan ‘titip bangku’ yang terjadi dalam lingkup mahasiswa kerap kali dinormalisasi. Padahal hal tersebut justru banyak merugikan mahasiswa tersebut. Ketidakadilan tentunya merugikan bagi mahasiswa lain yang amat sangat serius dalam mengikuti perkuliahannya. Sedangkan, mahasiswa yang menitip bangku justru mendapatkan keuntungan yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan.

Circle di dalam perkuliahan juga menjadi sorotan yang tidak saya setujui. Karena terjadi kesenjangan pertemanan bagi mahasiswa yang tidak mempunyai circle. Seharusnya walaupun memiliki circle dalam perkuliahan, mahasiswa tetap berbaur tanpa membeda-bedakan.

Zsa Zsa Adelia Attaqiyah – Sastra Inggris 2024

Zsa Zsa Adelia Attaqiyah | Sumber Pribadi
Zsa Zsa Adelia Attaqiyah | Sumber Pribadi

Menurut saya, titip bangku ini sudah menjadi sebuah aktivitas umum yang dinormalisasi oleh banyak orang. Titip bangku membantu seseorang untuk tetap mendapatkan tempat yang nyaman meskipun mereka terlambat masuk kelas. Saya mengerti akan hal ini, dan tidak secara sepenuhnya menentang. Akan tetapi, banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas ini.

Tempat duduk bukanlah sesuatu yang mutlak dimiliki satu orang, orang berhak duduk dimana saja mereka ingin, selagi tidak mengganggu. Selain itu, titip bangku juga mempersempit ruang diskusi antar sesama, yang kemudian dapat mengarah ke missunderstanding antar satu sama lain. Menurut saya, adalah bijak jika kebiasaan ini pelan-pelan dikurangi.

Jacklin Manalu – Keperawatan 2022

Jacklin Manalu | Sumber Pribadi
Jacklin Manalu | Sumber Pribadi

Kalau menurut saya pribadi, titip bangku ini merupakan hal yang bisa dibilang melanggar hak asasi manusia. Karena di dalam kelas, itu semua mahasiswa membayar uang kuliah, artinya dengan begitu sudah menjadi hak mahasiswa untuk duduk dimana pun di dalam kelas itu.

Mahasiswa yang menerapkan hal seperti itu, menurutku mereka sudah bisa dikategorikan sebagai mahasiswa yang egois, bertindak semena-mena terhadap orang lain. Jadi dengan begitu, saya benar-benar sangat tidak setuju dengan hal itu.

Eikin Sembiring – Antropologi 2024

Eikin Sembiring | Sumber Pribadi
Eikin Sembiring | Sumber Pribadi

Saya tidak setuju perihal titip bangku di kalangan mahasiswa. Menurut saya, ini satu nilai buruk yang sudah mengakar di mahasiswa. Saya pikir ada ketidakadilan disitu, baik itu tidak adil karena si yang lebih awal datang tidak mendapat jatahnya dan lebih tidak adil karena dia akan nggak fokus belajar. Apa alasan mahasiswa harus mengalah hanya karena ada yang menitip sementara dia datang lebih dulu?

Naomi Varera Sinaga – Ekonomi Pembangunan 2024

Naomi Varera Sinaga | Sumber Pribadi
Naomi Varera Sinaga | Sumber Pribadi

Saya beranggapan, tidak apa-apa selama masih dalam batas wajar dan tidak merugikan pihak lain secara langsung. Misalnya, ketika ada teman yang datang lebih awal dan mencarikan tempat duduk untuk teman dekat. Agar bisa duduk bersama, berdiskusi lebih mudah, atau merasa lebih nyaman dalam menerima materi perkuliahan.

Lagipula, bangku di kelas bukanlah hal yang terbatas dan selama masih banyak tempat duduk tersedia untuk mahasiswa lainnya, saya rasa hal ini tidak perlu dianggap masalah besar. Namun, saya juga paham kalau ada sebagian yang merasa kurang nyaman karena hal ini bisa terlihat seperti menciptakan sekat-sekat sosial atau membentuk circle dalam kelas.

Karena itu, penting juga untuk menjaga agar titip bangku ini tidak berubah menjadi kebiasaan yang merugikan teman-teman lain. Terutama jika sampai menghalangi orang lain mendapatkan tempat duduk yang mereka inginkan.

Raudhoh – Ilmu Hukum 2023

Raudhoh | Sumber Pribadi
Raudhoh | Sumber Pribadi

Saya pikir cara “titip bangku” di kalangan mahasiswa, sebaiknya segera dihilangkan. Belajar di kelas adalah hak setiap orang, bukan hanya hak si A, si B, atau kelompok tertentu. Menurut saya, praktik titip bangku ini mencerminkan sikap egois yang dapat merugikan orang lain.

Misalnya, ada mahasiswa A yang sengaja datang lebih awal ke kampus agar bisa duduk di depan karena penglihatannya kurang baik, namun ternyata bangku di barisan depan tersebut sudah ditandai atau dijaga oleh mahasiswa B untuk teman-temannya yang bahkan belum hadir.

Akibatnya, mahasiswa yang datang lebih awal justru harus duduk di bangku barisan belakang. Hal seperti ini kan tentunya menimbulkan ketidakadikan terhadap mahasiswa A tadi. Sebagai mahasiswa, kita seharusnya sudah mampu berpikir lebih dewasa dan dapat memahami bahwa itu bukanlah tindakan yang baik. Selain merebut hak orang lain, tindakan ini juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada orang lain.

Nazwa Aulia Nurqolbi – Akuntansi 2023 

Nazwa Aulia Nurqolbi | Sumber Pribadi
Nazwa Aulia Nurqolbi | Sumber Pribadi

Saya lebih ke tidak setuju, soalnya walau fenomena ini memang nggak merugikan, tapi setiap orang kan punya hak mau duduk di mana, selama dia masih mahasiswa aktif di kelas itu. Juga hal kayak gini membentuk budaya pengelompokan diri tanpa mau berbaur dan terkesan egois, sih. Lagipula ada istilah “siapa cepat dia dapat”, kalau mau dapet bangku yang diinginkan, ya dateng cepat.

Komentar Facebook Anda

Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Sejarah FIB USU Stambuk 2023. Saat ini Rifqy menjabat sebagai Staf Reporter BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus