Oleh: Alfat Putra Ibrahim
Berastagi, wacana.org/arsip — Gunawan, Konsultan televisi sekaligus pemateri dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Seminggu dalam Jurnalisme Profesional (Salam Ulos) 2015 sampaikan bahwa tiap produk jurnalis tidak boleh memuat konten klise, Selasa (17/11).
Gunawan jelaskan klise merupakan pengambaran berulang mengenai konten dalam produk jurnalisme seperti video berita. Ia mencontohkan video serangan hama di perumahan warga, dalam video tiap adegan dijelaskan kembali dalam kata-kata, padahal tanpa ada penjelasan narasi penonton tahu bahwa sedang ada serangan hama, inilah yang dimaksud klise.
Syaiful Anwar Lubis, Eksekutif Produser i-News TV Biro Medan katakan hal serupa, ia sampaikan narasi berita dalam video berita harus sesuai dengan video namun tidak boleh menampilkan konten klise. Sebab narasi berfungsi memperkaya informasi dari gambar bukan mengulangi hal sama dalam video.
Gunawan juga benarkan pendapat dari Syaiful, ia menjabarkan narasi harus mempertegas isi video berita agar tidak menimbulkan kerancuan namun tetap tidak boleh klise. “Yang penting narasinya jangan sama dengan video,” ujar Gunawan.
Bagus Zidni Ilman Nafi, salah satu peserta Salos 2015 dari LPM Balairung Universitas Gajah Mada beranggapan narasi pada video berita harus punya porsi yang pas agar tidak klise. Ia menilai pada produk jurnalistik video seperti itu biasa terjadi namun sebaiknya dihindari. Oleh karena itu, jurnalis harus menambah pengetahuan penyajian berita video dan teliti sebelum menyajikan produk jurnalismenya.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) SUARA USU di Berastagi pada 16 hingga 21 November 2015.