
Oleh: Mila Audia Putri
Di ujung jalan yang senyap dan panjang
Kakinya melangkah tanpa bayang
Tak ada tangan yang menggenggam erat
Disapa angin malam yang dingin dan pekat
Langit yang ditengadah tak selalu biru
Tanah dipijak, sering kali rapuh
Tapi ia tetap berdiri
Meski dunia menolak memberi
Pun selalu belajar menelan kecewa
Dengan senyum yang dipaksa indah
Menambal luka tanpa obat
Merawat mimpi yang nyaris lenyap
Hujan turun, tak ada payung
Berteman dengan sunyi yang terus menyusup
Menjadikan duka sebagai guru
Dan sepi sebagai peluru
Lapar datang, tak ada jamuan
Berharap pun kadang kejam
Diam adalah rumah untuk dirinya
Bukan karena ingin, tapi karena harus
Namun dari situ ia tumbuh
Meski dunia tak menyambut peluk
Ada jiwa yang perlahan tak ragu bangkit
Sebab ia tahu, itu sudah cukup



