RedaksiOleh: Rati Handayani
BOPM WACANA | Proposal Pemilihan Raya (Pemira) Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang telah diasese Pembantu Dekan III FISIP Edward 30 Maret lalu dibekukan Edward. Ini dilakukan pasca himpunan mahasiswa departemen (HMD) di FISIP dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU beri tahu hasil audiensi mereka 10 April lalu. Edward menilai situasi saat ini sedang tak beres. Sehingga ia mengharuskan HMD di FISIP dan KPU USU selesaikan masalah legalitas KPU FISIP terlebih dahulu. Begitu kata Edward, Kamis (17/4).
Edward diberitahu hasil audiensi tersebut oleh HMD di FISIP Selasa, 15 April kemarin. Pihak HMD di FISIP bilang tak setuju dengan keputusan KPU USU. Sebab KPU USU akan bubarkan KPU FISIP jika semua HMD di FISIP buat surat pernyataan setuju akan pembubaran KPU FISIP. “Ada dilihatkan kertas hasil keputusan audiensi itu kemarin, terus saya suruh fotokopi. Tapi belum ada dikembalikan,” jelas Edward.
Lalu pada Kamis, 17 April Edward diberitahu hasil audiensi oleh delegasi FISIP untuk KPU USU M. Ricky A Putra. Namun Ricky bilang hal beda. Ia bilang KPU FISIP akan dibubarkan jika semua ketua HMD di FISIP buat surat pernyataan ingin membubarkan. “Jadi, isi suratnya saja belum jelas,” tegas Edward.
Pun ketua HMD di FISIP dan delegasi KPU USU tak datang bersamaan memberitahu hasil audiensi jadi pertanyaan Edward.
Menanggapi putusan Edward, Ketua KPU FISIP Sayed Muhammad Dauli tak masalahkan proposal Pemira FISIP dibekukan. Sayed pun akan tetap jalankan timeline Pemira FISIP selanjutnya yakni pemira, Rabu 30 April mendatang. Mengenai dananya, Sayed akan gunakan dana yang diperoleh dari uang pendaftaran kelompok aspirasi mahasiswa dan calon gubernur-wakil gubernur.
Saat dikonfirmasi, Ricky dan Ketua Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Daniel Hugo Yadi membenarkan apa yang dibilang Edward perihal hasil audiensi yang disampaikan oleh pihak keduanya.
