Oleh: Dewi Annisa Putri
hatinya baja di dalam garba
barisan kuku-kuku dedemit yang membarut
lagi tak mencipta perih dan gering
api yang menyelongsong pula tak tembus pada pori-pori
mampus sudah tergelobak, Embih menyanggah
masih untung ada ternyata, pikirnya
pernah ia menerka baja itu lenyap sudah
seiring duri mawar mengelus lembut
mengoyak dan mengeluarkan seonggok darah dalam balutannya
hari ini
baja kempis dan membusuk bersama api dan duri mawar dan kuku-kuku dedemit
dihunus bedama dan ceriga
lagi, ia tetap bergeming tak rasa didandapati