Oleh : Nurmazaya Hardika Putri
BOPM WACANA | Penanganann terapi penting tapi pencegahan jauh lebih penting, hal ini disampaikan Alfansuri Kadri dalam acara symposium nasional Standing Committee on Research Exchange (SCORE) Pemerintahan Mahasiswa (Pema) Fakultas Kedokteran (FK) USU, di Aula Fakultas Kedokteran (FK) USU, Minggu (31/1). Ia bilang alasan pencegahan lebih penting karena biaya yang akan dikeluarkan lebih mahal jika seseorang telah terkena penyakit stroke.
Adapun pencegahan yang dimaksud Alfansuri berupa pengendalian faktor resiko akan hipertensi, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi makanan penyebab kolesterol tinggi. Pencegahan lain dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup. “Ya, seperti jangan sering begadang dan rajin olahraga,” ucapnya.
Mila Ulfia, Mahasiswa Universitas Negeri Surakarta bilang dalam penanganan stroke memang sudah ada golden periode-nya sendiri. Sehingga butuh penanganan yang cepat. “Menurut aku emang benar sih pencegahan itu yang paling tepat untuk menghindari penyakit,” katanya.
Pun, Alfansuri sampaikan penanganan perdarahan intraserebral pada stroke dilakukan dengan mendiagnosis dan penilaian gawat darurat pada perdarahan intrakranial, tata laksana medis perdarahan intrakranial, memeriksa tekanan darah, penanganan dan pencegahan otak sekunder, operasi, kemudian rehabilitasi dan pemulihan.