Oleh: Tantry Ika Adriati
BOPM WACANA | Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Iskandar Zulkarnain berharap tak ada intervensi politik dalam pemilihan rektor yang dilaksanakan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) pada Kamis, 21 Januari hari ini. “Saya harap pilihan anggota MWA bebas dari politik praktis,” katanya, Selasa (20/1).
Politik praktis, Iskandar contohkan seperti kepentingan politik kelompok tiap calon rektor dengan iming-iming jabatan dan juga politik uang yang bertujuan membeli suara. “Memang saya tidak punya bukti, tapi peluangnya ada,” ujar Iskandar.
Menurut Iskandar, permainan politik memang tidak bisa dihindarkan dari dunia perpolitikan Indonesia. Namun, hal ini tidak seharusnya terjadi di instituti pendidikan seperti USU. Sebab pemilihan rektor bukan ajang pertarungan antar kelompok.
Pesan moral ini juga disampaikan oleh Forum Peduli USU ’05 pada 9 Januari lalu. Awaluddin Thayab, Sekretaris Jenderal Forum Peduli USU ’05 dan juga menjabat sebagai Sekertaris Umum Ikatan Alumni (IKA) USU katakan melihat kubu-kubu dalam anggota MWA. Hal ini ia lihat saat pemilihan ketua MWA November tahun lalu dengan suara imbang antara calon ketua Prof Todung Mulya Lubis dan Prof Chairuddin Panusunan Lubis.
Meski begitu, Awaluddin sepakat dengan Iskandar. Ia berharap anggota MWA menghindari intervensi politik dari pihak mana pun. “Jika rektor yang terpilih nanti bermain politik uang, dia tidak layak jadi rektor,” tutupnya.
Pemilihan rektor hari ini dilaksanakan di Jakarta pukul 13.oo WIB. Hingga berita ini dinaikkan, belum ada konfirmasi dari anggota MWA dan ketiga calon rektor.