Oleh: Amelia Ramadhani
Berastagi, wacana.org/arsip — Sebelum terjun ke lapangan untuk mengambil foto bencana, seorang fotografer harus paham medan yang akan dihadapinya. Tujuannya agar fotografer bisa mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi saat pengambilan foto. Hal ini disampaikan oleh Tarmizi Harva, Fotografer Reuters sekaligus pemateri pada Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa di Gundaling, Kamis (22/10).
Hal yang termasuk ke dalam pemahaman medan adalah akses keluar masuk daerah yang sedang terkena bencana, skenario penyelamatan jika terjadi hal-hal yang tidak terduga. Selain itu, Tarmizi bilang seorang fotografer harus menyiapkan peta khusus dan membawa perlengkapan sesuai dengan tuntutan medan yang dituju.
Dijelaskan oleh Tarmizi, informasi tentang keadaan bencana bisa didapatkan oleh fotografer dari berbagai riset. Ia katakan untuk kontur wilayah bencana bisa dilihat di internet, sedangkan untuk radius aman fotografer bisa menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Tim SAR. “Atau pos pengamat gunung api sebagai contoh jika meliput erupsi,” tambahnya.
Salah seorang peserta yang berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa Ukhuwah, Chairul Saleh menyatakan sepakat dengan Tarmizi. Menurutnya dalam melakukan peliputan keselamatan seorang fotografer haruslah hal yang paling utama. “Kalau enggak paham mah, bisa celaka juga nanti saat peliputan,” tutupnya.