
Oleh: Adilla Juli Azzahra
USU, wacana.org – Sesuai yang tercantum di usu.ac.id, program sepeda Universitas Sumatera Utara (USU) saat ini masih terdaftar sebagai fasilitas kampus. Inisiatif tersebut hadir dengan tujuan mengurangi emisi gas kendaraan bermotor sekaligus mengatasi kemacetan di Kota Medan. Hal ini dikonfirmasi oleh petugas keamanan biro rektorat USU, Solihin, pada Kamis (27/11/2025).
Solihin menyampaikan bahwa program sepeda kampus ini merupakan inisiatif lama di masa rektor Prof. Syahril Pasaribu dan berlanjut hingga masa kepemimpinan Prof. Runtung. Fasilitas ini mulai berhenti digunakan mahasiswa sejak 2017. “Udah nggak bisa dipakai itu, banyak sepeda yang hilang dan rusak,” ujarnya.
Di masa awal program, lanjut Solihin, sepeda bisa dipinjam oleh seluruh mahasiswa. “Sistemnya tinggal difoto KTM dan KTP kepada petugas supaya sepedanya nggak tercecer,” jelasnya. Solihin menilai, tidak adanya divisi yang khusus menangani perawatan membuat fasilitas memburuk.
Kini, sebagian besar unit yang terparkir di beberapa titik stasiun sepeda USU, tampak hanya tersisa kerangka dan tidak layak pakai. “Kalau diduduki bagus kelihatannya, tetapi kalau dibawa jalan bisa putus rantainya di tengah jalan,” ujar Solihin.
Senada dengan itu, satpam yang bertugas di Pintu 1, Arya W. Sitorus, juga membenarkan kondisi serupa. “Sekarang saya lihat hanya dibiarkan saja, tidak ada yang memakai maupun ingin meminjamnya dengan kondisi seperti itu,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, mahasiswa Psikologi stambuk 2024, Wanni Amsinah Daulay, turut menyayangkan mangkraknya fasilitas sepeda. “Padahal kalau diperbaiki lagi, bisa bantu mobilitas mahasiswa tanpa harus naik kendaraan bermotor. Ngapain juga ada stasiun kalau tidak digunakan?” tanggapnya.



