Redaksi
Oleh: Imelda Sari Manalu
USU, wacana.org – Berdasarkan kesaksian yang dialami mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Sumatera Utara (USU) stambuk 2025 (tidak disebutkan namanya), muncul dugaan adanya praktik perpeloncoan yang dilakukan oleh kating dan alumni FH USU. Menanggapi isu tersebut, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FH USU layangkan surat pemanggilan kepada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ketua Panitia PKKMB FH USU.
Ketua DPM FH USU, Mehaga Limar Ginting, saat diwawancarai pada Minggu (17/8/2025), menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mendalami terkait dugaan adanya perpeloncoan di PKKMB tingkat fakultas. Selain itu, DPM juga telah menyurati panggilan kepada Ketua BEM FH USU dan Ketua PKKMB FH USU. “Surat panggilan kami layangkan di tanggal 18 Agustus,” ujar Mehaga.
Ia menambahkan, di hari Selasa juga akan dilakukan mediasi dan diskusi. “Dengan tujuan untuk meminta keterangan kepada mereka, apakah benar telah terjadi perpeloncoan dan bagaimana hal itu bisa terjadi,” pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Ketua BEM FH USU, Afif Hauzaan Abid, saat dikonfirmasi via telepon pada Senin (18/8/2025), membenarkan bahwa surat dari DPM telah diterima. “Surat sudah diterima dan saya sebagai Ketua BEM akan memenuhi panggilan tersebut agar clear,” ungkapnya.
Terkait dugaan perpeloncoan tersebut, Afif mengatakan bahwa tidak ada tindakan perpeloncoan pada mahasiswa baru (maba) saat PKKMB kemarin. “PKKMB kali ini sama sekali tidak memiliki nuansa-nuansa perpeloncoan tapi tetap menanamkan etika dan moral,” katanya.
Afif pun menerangkan penyebab adanya maba yang dipanggil oleh alumni. “Mereka dipanggil karena disebut melakukan cat-calling dan ajakan perkelahian kepada salah satu panitia. Hal ini harus diluruskan karena apa yang mereka lakukan itu salah,” ucap Afif.
Menanggapi salah satu dugaan tindakan pelonco, yaitu pemitingan. Afif mengatakan bahwa itu hanyalah tindakan merangkul. “Saya hadir di situ dan tidak ada pemitingan, tapi dirangkul. Memang ada tangan yang merangkul ke leher tapi tidak keras, kalau dipiting sudah pasti maba tersebut sesak napas,” ujarnya.
Afif melanjutkan, “untuk maba yang ditidurkan, saya pastikan itu di luar unsur kepanitiaan dan Mahadewa. Tapi, kami akui bahwa ada satu oknum alumni yang hadir dan menyuruh maba tersebut untuk baring. Untuk stambuk alumninya, tidak bisa disebutkan,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan, pihaknya telah berusaha agar hal seperti itu tidak terjadi. “Kami sudah mengusahakan agar hal tersebut tidak dilakukan, namun alumni terkesan cuek. Maba tersebut ditidurkan tidak sampai satu menit dan kami sudah coba mencegah,” ungkapnya.
Menjawab tentang kakak regu yang diusir dari pendopo, dirinya katakan bahwa tidak ada forum yang disterilkan. “Saya memang hadir agak terlambat, sekitar setengah jam setelah itu. Tapi ketika saya hadir, kakak regu dan panitia masih di sekitar pendopo saat kemunculan alumni stambuk 2019. Artinya, maba masih di bawah pengawasan panitia,” jelasnya.
Pihak BOPM Wacana masih akan mendalami temuan kejadian ini dan meminta tanggapan dari pihak dekanat FH USU.
