
Oleh: Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis
USU, wacana.org – Dalam pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 Universitas Sumatera Utara (USU), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USU dan BEM fakultas sekawasan lakukan orasi dalam menyambut mahasiswa baru (maba). Namun, aksi terpaksa terhenti karena dihadang oleh pihak keamanan.
Ketua BEM USU, Muzammil Ikhsan, saat diwawancarai pada Rabu (13/8/2025), menyebutkan bahwa sehari sebelumnya pihak panitia telah menyepakati bahwa sesi ditutup setelah lagu Darah Juang selesai. Namun, kesepakatan itu tidak dijalankan. Ia berujar, pembawa acara memotong orasi dan mikrofon mendadak mati.
“Ketika kita teriakkan ‘Hidup Mahasiswa’, mikrofonnya mati. Pembawa acara memotong sambutan. Padahal, isu yang kami bawa murni keresahan kampus dan nasional, tidak menghina pemerintah atau siapa pun,” ujarnya.
Aksi protes ini mereka lakukan usai momen menyanyikan lagu Darah Juang bersama maba. Namun, momen tersebut juga terpaksa terhenti. Muzammil menerangkan, mereka didatangi oleh panitia dan pihak keamanan PKKMB. Poster yang dibawa juga diminta turunkan dan ditarik paksa.
Menteri Koordinator Pergerakan (Kemenkoan) BEM USU, Akhmad Bukhori Pane, menilai PKKMB adalah momen tepat untuk menyuarakan keresahan mahasiswa. Akan tetapi, yang terjadi adalah upaya pembungkaman oleh kampus. “Mahasiswa baru tidak boleh disambut oleh sistem, tapi dengan suara. Poster yang kami angkat diturunkan dengan paksa, bagi kami itu tindakan represif,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan awalnya terdapat lima poster yang dibawa dengan isu berbeda. Namun, poster lain tak sempat diangkat karena sudah dihentikan oleh pihak keamanan. Bukhori juga menambahkan, setelah aksi tersebut pihaknya diminta untuk menghadiri pertemuan dengan rektorat.
“Mungkin setelah ini bakal ada perjumpaan dengan pihak rektor. Tapi kita tidak tahu pembicaraan apa yang akan terjadi di sana. Tapi pasti yang akan disorot oleh mereka adalah tentang aksi protes tadi,” pungkasnya.
Menyaksikan langsung hal ini, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi stambuk 2025, Zikariel Sybegahtullah, mengaku terkejut atas aksi protes yang dilakukan oleh BEM. “Sebagai mahasiswa baru, dan berada di lingkungan yang baru juga. Saya merasa kaget dan bingung. Apakah yang dilakukan abang-abang ini benar atau salah? Atau memang udah sepantasnya dilakukan. Jadi aku agak terkejut gitu tadi,” ungkapnya.