Oleh: Chintya Winda Viviana Purba
USU, wacana.org – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) telah menggelar diskusi publik bertajuk “Darurat Demokrasi” pada Festival Kuliner dan Intelektual (FESKULIN). Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar peserta dari kalangan mahasiswa yang berlangsung di Gedung Aula FISIP USU, pada 02 Oktober 2024. FESKULIN tidak hanya mengadakan diskusi publik sebagai wadah untuk berpikir kritis melainkan dimeriahkan juga dengan festival kuliner dan pojok baca. Rabu, (02/10/2024).
Diskusi publik diadakan guna mendorong kesadaran kritis di kalangan mahasiswa untuk tetap memperjuangkan demokrasi yang sehat dan berkeadilan. Diskusi ini adalah salah satu bentuk respons terhadap keadaan politik yang dihadapi Indonesia saat ini. Adapun agenda diskusi ini diisi dengan sesi tukar pendapat antara Faisal Andri Mahrawa selaku Founder SKPI, Akhyar Nasution selaku Walikota Medan ke-17, dan Saoet Boang Manalu selaku Komisioner Bawaslu Sumut.
Akhyar menyatakan bahwa yang menjadi alasan mendasar demokrasi Indonesia berada dalam keadaan darurat adalah regulasi atau sistem yang dibangun saat ini menghasilkan demokrasi yang mengarah ke holisitik, dan demokrasi dikuasai oleh segelintir orang. Ia juga menyoroti Pilkada saat ini mengutamakan kepentingan nasional daripada berfokus pada kepentingan daerah. “Benar demokrasi Indonesia sedang dalam keadaan darurat.” ujarnya.
Akhyar menyampaikan saat ini persepsi masyarakat mengganggap jabatan adalah sebuah komunitas, artinya apabila tidak memiliki uang maka peluang untuk mendapatkan jabatan adalah kecil. “Perlu daya pikir dan juang untuk sistem demokrasi Indonesia ini yang harus kita perbaiki,” tegasnya.
Mahasiswa Ilmu Politik USU 2024, Jihan Jahro P. Purba yang turut hadir dalam acara mengapresiasi diskusi ini sebagai ruang terbuka bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan berani bersuara. “Pemaparan materinya straight point, diskusi seperti ini yang aku butuhkan,” ungkap Jihan.