Oleh: Reza Anggi Riziqo
Medan, wacana.org – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut menggelar Diskusi dan Buka Bersama dengan tajuk “Konflik Agraria – SDA dan Pelanggaran HAM di Sumatera Utara” pada Jumat (14/4). Acara tersebut dihadiri oleh berbagai kelompok tani dan lembaga sipil serta Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, Saurlin Siagian.
Saurlin menjadi salah satu pemantik dalam diskusi tersebut. Ia menyebutkan jika gerakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam isu agraria tidak akan berhasil jika tidak membangun relasi dengan kelompok mahasiswa. “Mahasiswa yang paling penting bapak-ibu. Sekali lepas dengan mahasiswa, gak ada gerakan ini lagi,” ucap Saurlin.
Selain Komnas HAM, diskusi juga dipantik oleh perwakilan dari Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM), Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB), dan Walhi Sumut sendiri. Selain itu, diskusi juga dihadiri oleh berbagai LSM di Sumut, jurnalis, dan kelompok mahasiswa.
Diskusi berlangsung dengan interaktif. Masing-masing kelompok dan lembaga yang terlibat mengisahkan perjuangan mereka dalam memperjuangkan hak tenurial dan mengadvokasi kelompok tani yang kerap menjadi korban pelanggaran hak asasi dalam konflik agraria.
Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Rianda Purba, menyampaikan jika diskusi ini bertujuan agar mekanisme pelaporan pelanggaran HAM kepada Komnas HAM bagi korban konflik agraria di Sumut dapat ditangani dengan baik dan tidak ditunda-tunda. Rianda pun mengatakan, “Seminimalnya ini dapat menjadi (awal) ruang diskusi bulanan kita.”
Willfan dari Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Darma Agung menyampaikan jika ia sebagai bagian dari elemen mahasiswa akan mendukung penuh gerakan berbasis konflik agraria. “Kami mahasiswa tetap mendukung… kami siap,” ujar Willfan.