Judul | Human: The World Within |
Penulis | Jad Abumrad |
Pemain | Lulu Miller, Dr. Rebecca Gardner |
Musim | 1 |
Episode | 6 |
Rilis | 5 Mei 2021 |
Durasi | 53 menit/episode |
Genre | Dokumenter medis, Sains |
Series ini dapat dijadikan sebagai media belajar pendukung. Berbagai kisah nyata dijadikan refleksi untuk pembelajaran mengenai tubuh manusia.
Belajar dapat dari mana saja, begitu kata orang. Saya setuju dengan kalimat ini. Belajar paling asyik jika apa yang kita pelajari diiringi dengan contoh kasus dan penjelasan yang dapat divisualkan. Apalagi belajar biologi, pelajaran yang membutuhkan banyak gambar untuk menjelaskannya.
Human: The World Within adalah series dokumenter sains yang membahas tentang cara kerja sistem tubuh manusia. Penulis dan produser series ini adalah Jam Abumrad dan diproduksi oleh Stephen David Entertainment.
Menonton series ini seakan-akan saya sedang mendengarkan kuliah umum biologi. Takjub dengan penjelasan dari berbagai ahli yang dihadirkan di dalam series ini. Selain itu, mereka juga menghadirkan kasus nyata disetiap episodenya yang dapat dijadikan contoh bagaimana tubuh bekerja.
Setiap episode menjelaskan berbagai macam sistem tubuh yang berbeda. Sebagai penonton kita seakan-akan diajak untuk mengeksplorasi bagian dalam tubuh dengan visual 3D yang memanjakan mata. Berikut kesimpulan dari beberapa episode yang bisa saya ambil:
Reaksi;
Pada episode pertama, menjelaskan bagaimana manusia bereaksi yang mana berhubungan dengan bagian otak dan sistem saraf. Episode ini, kita akan belajar dari bermacam-macam contoh kasus, seperti seorang petinju perempuan mengenai pelatihan dan memori otot. Ternyata jika kita mempelajari gerakan baru yang memerlukan otot dan sering melatih gerakan tersebut, zat kimia dalam otak yang awalnya bersifat sementara terhadap gerakan tersebut, lama-lama akan menjadi struktur yang akan membentuk memori yang lebih kuat tentang gerakan tersebut.
Kemudian, juga akan menjawab pertanyaan mengapa saat kita takut, kita akan merasa gugup dan merinding. Bagian otak yang mengendalikan rasa takut bernama amigdala. Amigdala akan mencampurkan hormon untuk dialiri ke seluruh tubuh. Menyebabkan pupil membesar, jantung memompa darah lebih cepat. Darah akan dialihkan ke organ tubuh yang kurang penting ke organ yang lebih prioritas seperti otot kaki yang bisa menendang atau berlari saat sedang takut. Lalu, darah yang mengalir ke perut melambat secara drastis dan darah yang menghangatkan kulit berkurang sehingga membuat kita merinding.
Nadi:
Episode kedua menjelaskan tentang sistem peredaran darah yang akan berhubungan dengan jantung. Pada episode ini salah satu contoh kasus yang diambil adalah seorang lelaki bernama Steve Dean yang bekerja sebagai supir bus. Pekerjaan tersebut membuatnya lebih banyak duduk daripada bergerak. Dijelaskan bahwa orang yang sering duduk jantungnya kelihatan normal, namun jika diselidiki lebih dalam, arteri yang menyuplai darah ke otot jantung memiliki tanda-tanda timbunan lemak. Pada akhirnya orang yang kebanyakaan duduk memiliki persentase terkena serangan jantung lebih tinggi.
Di episode ini kita juga akan mengetahui bahwa ternyata jika pembuluh darah dibentangkan, panjangnya mencapai 160.934 km. Dengan panjang tersebut bisa mengelilingi dunia empat kali.
Kelahiran;
Episode ini memberikan kita penjelasan tentang bagaimana bisa manusia bisa tertarik dengan manusia lainnya, dan memberi tahu kita wawasan tentang rahasia rahim.
Banyak orang bilang, bahwa cinta membuat kita bodoh. Apakah benar? Pada episode ini menjelaskan bahwa pernyataan tersebut benar. Bagian otak yang bernama hipofisis dan hipothalamus merupakan area yang mengirim sinyal ke indung telur dan testis, yang ternyata bagian otak tersebut juga secara efektif menutup bagian logis otak kita.
Beralih ke bagian rahim, sel telur ternyata merupakan sel terbesar di tubuh, juga satu-satunya sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Kemudian, rahim adalah organ yang paling kuat. Tanpa dilatih, tiba-tiba ia diminta untuk berubah bentuk, tumbuh, dan meregang hingga berkali-kali lipat yang tidak dapat dilakukan oleh organ lain.
Jika mengenyampingkan semuanya (hak istimewa, status sosial, ekonomi, ras dan agama) kita benar-benar organisme yang sama. Kita melalui perjuangan fisiologis yang sama.
Human: The World Within member pandangan kepada kita tentang kondisi manusia, bahwa manusia adalah mekanisme rumit yang menarik. Series dokumenter yang sangat progresif, berbicara tentang topik-topik serius. Series ini menyampaikan hal-hal penting dan informatif, tidak mencekam atau menghibur. Jadi mungkin ditengah perjalanan menontonnya, tentu kita akan merasa bosan.
Saya merekomendasikan series ini bagi siapa saja yang merasa bahwa menonton film atau series adalah hal yang membuang-buang waktu. Waktu yang diluangkan untuk menonton series ini adalah hal yang berguna dan dapat menambah pengetahuan kita terhadap mekanisme tubuh bekerja. Series ini bisa ditonton siapa saja yang haus akan ilmu pengetahuan.