Oleh Fredick Broven Ekayanta Ginting
BOPM WACANA – Pemilihan Umum (Pemilu) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang digelar 6 Maret lalu hingga kini belum menghasilkan kejelasan. Ketidakjelasan diakibatkan rusuh yang terjadi saat penghitungan surat suara calon gubernur. Hal tersebut disayangkan oleh sejumlah mahasiswa. “Kecewa. Seharusnya terima aja kekalahan,” kata Joseph Allan, mahasiswa FISIP 2012.
Joseph menyayangkan pihak-pihak yang membuat kekacauan saat penghitungan terjadi. “Masa kita mahasiswa kek gitu sifatnya, memalukan pemilu ini,” tambahnya. Sementara menurut Thariq Tsaqib, mahasiswa FISIP 2011, harus dilaksanakan sebuah gebrakan karena lamanya keputusan yang dikeluarkan untuk menanggapi kejadian ini.
Menurut Thariq pema harus benar-benar independen dan berasal dari mahasiswa, agar aspirasi dan kepentingan mahasiswa terlaksanakan.
Sementara itu menurut Abdul Halim Sembiring, mahasiswa FISIP 2009.Pemilu FISIP yang dilaksanakan ini tidak seperti yang seharusnya. “Kompetisi yang dibuat malah membuat kita (mahasiswa FISIP –red) berbeda,” ujarnya. Ia menambahkan seharusnya pemilu diadakan untuk mempersatukan mahasiswa dan mendapatkan orang-orang di pema yang dipercaya oleh semua mahasiswa. “Pema itu sebetulnya untuk melayani mahasiswa bukan sebagai ketua mahasiswa,” lanjutnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) FISIP M Ricky A Putra sebelumnya menyatakan akan mengeluarkan Surat Keputusan (SK)tentang hasil penghitungan suara Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM). Selanjutnya membentuk Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas dan mengadakan pemilu ulang untuk memilih gubernur. “Secepatnyalah, habis libur dikeluarkan,” pungkasnya, Rabu (24/4).