
Oleh: Jessica Fransiska Br Tarigan
USU, wacana.org – Yayasan Rumah Ceria Medan mengadakan kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak difabel dan nondifabel dengan tujuan untuk memahami nilai inklusi terhadap kondisi teman dan sekitar. Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah, Dinda Febri Anti, Kamis (13/11/2025).
Dinda menjelaskan bahwa sebelum menjadi yayasan di tahun 2019, Rumah Ceria Medan telah ada sejak 2013. Awalnya, merupakan sanggar kreativitas anak-anak untuk menari dan membaca buku di akhir pekan. “Yayasan Rumah Ceria Medan sama seperti sekolah pada umumnya, di sana terdapat anak disabilitas dan nondisabilitas,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan kegiatan rutin yaitu belajar mengajar pada hari Senin hingga Jumat, serta terdapat kelas terapi dan mengaji khusus di hari jumat. “Kalau kelas terapi tergantung, bisa juga seminggu dua kali,” ucapnya.
Dalam pelaksanaannya, Dinda berujar bahwa nilai-nilai inklusi diterapkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif, mengadaptasi metode pembelajaran, kerja sama kelompok, serta melibatkan anak dalam setiap kegiatan. “Semoga Yayasan Rumah Ceria Medan dapat dikenal orang, serta membantu anak-anak dalam memenuhi kebutuhan dan perkembangannya,” harap Dinda.
Salah satu tenaga pengajar, Ningrum Al Kautsar, mengungkapkan anak-anak disabilitas dan nondisabilitas bermain bersama dan saling menghargai. “Kami memperkenalkan anak yang satu dengan yang lain, bagaimana karakter dan kebutuhan mereka, jadi anak paham bagaimana kondisi temannya,” sampainya.
Ia menambahkan, guru berperan penting membimbing anak-anak agar bisa menerima temannya dalam kondisi apapun. “Guru kasih pengertian tidak boleh pilih-pilih teman. Komunikasi antara mereka juga lancar. Seiring berjalannya waktu, anak nondisabilitas memahami bahasa isyarat karena diajarkan oleh teman disabilitasnya,” tambah Ningrum.



