Oleh: Rachel Caroline L.Toruan
Medan, wacana.org – Penyebaran hoaks atau informasi palsu semakin menjadi perhatian serius di tengah arus deras media sosial.Tirto.id bersama dengan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan Rembuk Pemuda mengadakan pelatihan Cek Fakta guna mengenali dan mencegah tersebarnya konten informasi hoaks pada Kamis (21/11/2024) di Hotel Grand Inna Medan.
Periset Tirto.id sekaligus pemateri pada kegiatan ini, Fina Nailur menjelaskan bahwa terdapat empat tanda yang mengindikasikan hoaks. Pertama, kurangnya sumber yang terpercaya, misalnya, terdapat konten yang menyertakan survey pasangan calon dalam masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tanpa menyertakan sumber terpercaya.
Kedua, konten tersebut dinilai dapat memicu emosi audiens. “Hal ini umumnya memicu amarah dan keributan netizen, sehingga audiens terdorong untuk membagikan komentar atau postingan pada konten tersebut,” kata Nailur.
Lebih lanjut, hal ketiga yang mengindikasikan konten informasi hoaks adalah konten yang diunggah lintas platform. Nailur menegaskan untuk mewaspadai konten yang dibagikan dari satu platform ke platform berikutnya, seperti kutipan pada platform X, konten Instagram, atau TikTok yang diunggah di Facebook, atau sebaliknya.
Faktanya, lanjut Nailur, Tirto.id menemukan bahwa Facebook menjadi platform paling banyak ditemukan hoaks politik, disusul oleh YouTube, dan TikTok berada di urutan ketiga. “Biasanya, konten lintas platform ini banyak yang disunting dan tidak dari tangan pertama, sehingga patut dicurigai kebenarannya,” pungkasnya.
Kemudian, konten informasi hoaks dapat ditemukan melalui akun hiburan berupa meme. “Konten meme patut diwaspadai sebab sifatnya engaging dan menarik,” ucap Nailur.
Sementara itu, Redaktur Tirto.id, Abdul Aziz menjelaskan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menyebar di seluruh wilayah di Indonesia. “Pelatihan akan menjadi tidak optimal apabila berhenti pada sebatas pengetahuan, dibutuhkan aksi nyata dalam periksa fakta,” tegasnya.