Oleh: Yael Stefani Sinaga
Ketika jiwa dan raga hadir untuk pertama kalinya
Di dunia yang penuh hitam putih
Aku melihat berdiri seorang pria
Menggendong dengan penuh kasih
Dengan mata yang belum sempurna terbuka
Telinga yang belum jelas mendengar
Aku menangis di dalam pelukannya
Membuat hati yang mendengarnya sedikit bergetar
Tak bisa kupungkiri
Seakan damai hati ini menangis di pelukannya
Dan tanpa disadari
Terciptalah ikatan batin yang tidak disengaja
Dengan sabar ia membesarkan
Mendidik agar kelak jadi orang berguna
Agar kelak bersatu dengan kenyataan
Dan mampu bertahan dengan semua tekanan
Ia akan menjadi satu-satunya lelaki
Yang tidak akan pernah menggoreskan luka
Ia akan menjadi satu-satunya lelaki
Yang selalu setia dalam suka maupun duka
Terima kasih untukmu wahai pria hebat
Tak mampu kata mendeskripsikan semuanya
Mungkin kiranya hanya rangkaian doa
Yang mampu membalaskan setiap cinta kasihmu