BOPM Wacana

RKI Gelar Diskusi Publik, Soroti Pangan Lokal sebagai Identitas dan Warisan Leluhur

Dark Mode | Moda Gelap
Tonggo Simangunsong (kanan) saat penyampaian materi pada acara diskusi Teras RKI VII di Ruang Publik Teras RKI Medan, Rabu (30/7/2025). | Dormaulina Sitanggang
Tonggo Simangunsong (kanan) saat penyampaian materi pada acara diskusi Teras RKI VII di Ruang Publik Teras RKI Medan, Rabu (30/7/2025). | Dormaulina Sitanggang

Oleh: Dormaulina Sitanggang

Medan, wacana.org – Rumah Karya Indonesia (RKI) menghadirkan diskusi publik bertopik “Ceritanya tak Terdengar: Pangan Lokal sebagai Identitas Budaya dan Warisan Leluhur”. Diskusi ini merupakan seri Teras RKI VII, yang berlangsung di Ruang Publik Teras RKI, Rabu (30/7/2025).

Topik yang diangkat dalam diskusi, bertujuan menggali perkembangan pangan lokal di Sumatra Utara, analisa aspek budaya dalam pangan lokal, dan tantangan pangan lokal ke depannya. Ketua AJI Medan, Tonggo Simangunsong, hadir sebagai narasumber dan memaparkan pentingnya narasi serta dokumentasi untuk menggiatkan kembali pangan lokal.

“Pangan lokal itu sebenarnya identitas kita. Kita bisa melihat diri kita dari keunikan pangan lokal kita yang berbeda dengan negara lain. Misalnya, ada andaliman yang khas dan autentik. Ini berpotensi menjadi peluang untuk mengenalkan produk lokal, dengan cara yang lebih menarik,” ujar Tonggo.

Ia menyoroti bahwa narasi tentang pangan lokal tidak cukup hanya sekadar romantisasi masa lalu. Tetapi perlu dihidupkan lewat media, festival, serta inisiatif kolektif dari pegiat seni dan kreator untuk membangun kesadaran budaya. Termasuk diskusi ini, yang merupakan bagian dari rangkaian Jong Batak’s Arts Festival.

Dalam diskusi, juga disinggung tantangan besar dalam pelestarian pangan lokal. Seperti homogenisasi pangan, perubahan pola konsumsi, dan minimnya pengakuan terhadap sistem pangan tradisional. Selain sebagai nutrisi, pangan lokal juga dinilai sebagai identitas, tradisi, dan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Salah satu peserta, Maria Derina dari Girl Up Medan, turut menyampaikan pandangan mengenai pentingnya keterlibatan anak muda dalam pelestarian pangan lokal. “Anak muda itu harus mencoba untuk mulai mencari tahu asal-usul dan manfaat pangan lokal. Lalu, pemahaman itu dilanjutkan dengan aksi untuk memberi tahu orang sekitar bahwa pangan lokal itu unik dan tidak kalah dengan pangan industri,” ucapnya.

 

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus