Oleh: Muhammad Ghazi Al Ghifari Lubis
USU, wacana.org – Dengan menggandeng FISIP USU, Garda Animalia, dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sumatra Utara (Sumut), Pusat Studi Komunikasi Lingkungan (PUSDIKOMLING) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengadakan diskusi dalam rangka pengenalan Wildlife Journalism Competition, pada 27 Mei 2024 di Ruangan Teater FISIP USU, Senin (27/05).
Pengenalan Wildlife Journalism Competition ini diadakan di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Kota Medan dengan mengangkat tema “Interaksi Negatif Manusia-Satwa dari Sudut Pandang Jurnalisme Lingkungan”. Diskusi ini dihadiri oleh para Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sumut, seperti LPM Teropong, LPM Dinamika, Pijar USU, Suara USU, dll.
Adapun pemateri dalam acara ini, yaitu Herlina Agustin selaku Peneliti PUSDIKOMLING Unpad, Lusiana Andriani Lubis selaku Ketua Umum ISKI Sumut sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi USU, Herbert B. P. Aritonang selaku Kepala Seksi Wilayah II BBKSDA Sumut, M. Indra Kurnia selaku Direktur Orangutan Information Centre, Ali Rizqi Arasyi dari FAO ECTAD Indonesia, dan Prayugo Utomo jurnalis dari IDN Times sekaligus anggota Voice of Forest.
Herlina mengatakan dari beberapa kota yang akan mereka kunjungi, Kota Medan menjadi kota pertama yang mereka sambangi dalam rangkaian acara pengenalan Wildlife Journalism Competition ini. “Kami memilih Medan bukan tanpa sebab, melainkan karena Kota Medan banyak konfliknya,” ujarnya.
Sementara itu, Herbert dalam pemaparan materinya mengatakan terdapat beberapa ancaman yang harus dihadapi para satwa, yaitu mulai dari degradasi habitat, fragmentasi habitat, ketidaksinkronan peraturan, perburuan liar, hilangnya satwa prey, penyakit seperti CDV, ASF, dan Covid, serta interaksi negatif antara manusia dengan satwa. “Interaksi negatif antara manusia dan satwa liar untuk kejadiannya di Sumut termasuk yang paling tinggi, 4 kecamatan di Kabupaten Langkat menjadi hot spot dari interaksi negatif manusia dengan satwa liar,” ujarnya.