Oleh: Samuel Sihaloho
Seorang muda berkaca di laut yang jernih
Memandang lekat paras suci jiwanya
Belantara yang bermakna kata hati murni
Angkasa mana yang tak mencintai hangat seringaimu, tuan muda
Seorang muda menyelam lautan yang biru
Menyelam keadilan ke lubuk hati
Dalam palungnya terkubur duka dalam jiwa
Ada getaran menggugah pilar ingatan yang lurus
Angkasa mana yang tak menginginkan jamah tanganmu, tuan muda
Seorang muda menapaki dasar laut yang hening
Menilik ke dalam hati dusta apa yang tersembunyi
Dalam keheningan bergelora bujuk rayu memikat
Menjadi buih-buih putih yang memperelok permukaan
Angkasa mana yang tak menunggu mata hatimu terbuka, tuan muda
Seorang muda menyusuri lautan tak bertepi
Tergulung arus bujuk rayuan yang menipu
Tiap deburan ombaknya menghempas ingatan yang pudar
Mencekik hasrat memburu jiwa yang dulu
Menghanyutkan nurani mula-mula menyelimuti rasa
Angkasa mana yang tak merindukan keteguhan hatimu, tuan muda
Biadab beria-ria dalam tangis yang memilukan
Meredam amuk ombak
Menyeret jiwa-jiwa lunglai ke palung sepi
Jiwa tercipta dengan permulaan putih memikat
Kata hati yang membahana
Terempas debur ombak yang mengoyak jiwa
Saksi keadilan jadi alas kaki
Bagi manusia bengah di pelataran adikara
Angkasa mana yang tak menangisimu, tuan muda
Ketika kau berkaca di laut yang jernih
Hanya bisa menatap risau
Keadilan
Berlalu
Pergi