
Oleh: Mhd Syam Busthami
Medan, wacana.org – Mahasiswa Program studi (Prodi) Seni Pertunjukan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (UNIMED) telah menggelar pertunjukan seni “Bunga di Pinggir Jurang” yang mengangkat tema kekeluargaan dalam bentuk drama musikal. Pertunjukan ini berlangsung di Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut), Rabu (12/11/2025).
Wira Bahri Winalda, selaku Sutradara, menjelaskan bahwa digelarnya pertunjukan ini sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana, atas nama Uci Rahmadha Putri sebagai mahasiswa teruji. “Sutradara beserta penulis karya ingin memberikan satu nilai positif bahwa di cerita ini, siapa pun berhak mendapat kasih sayang orang tua dan rumah adalah tempat kita pulang,” ujarnya.
Wira memaparkan, pertunjukan ini menampilkan konflik yang terjadi di dalam keluarga dengan tokoh utamanya Arumi yang mengalami berbagai konflik keluarga. Menurutnya, dialog yang paling berkesan yaitu ‘Begitu kita selesai di sekolah ini, namun tugas kita sebagai manusia akan terus berjalan’.
“Dialog ini mengibaratkan bahwasanya hidup juga akan terus berjalan. Arumi bisa dikatakan adalah sosok perempuan yang penuh harapan dan mimpi, namun situasi dan kondisi yang terdesak membuatnya tidak punya pilihan,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Pemeran Utama, Uci Rahmadha Putri, menceritakan kisah tersebut menggambarkan perempuan Batak (Arumi) yang berjuang di tengah tanggung jawab keluarga, cinta, dan identitas diri. Naskah ini menyoroti beban sosial dan emosional seorang anak perempuan yang harus merawat ibunya, menghadapi tekanan abangnya, serta menerima kenyataan pahit tentang asal-usulnya.
“Pesan pentingnya adalah kasih ibu dan pengorbanan anak adalah sesuatu yang sakral dan melampaui darah. Selain itu, perempuan juga berhak memilih jalan hidupnya, meski terkadang harus berhadapan dengan tradisi dan tuntutan keluarga. Keluarga tidak selalu tentang ikatan darah, melainkan tentang cinta, pengorbanan, dan keberanian untuk bertahan,” ungkapnya.
Salah satu penonton, Vins Harefa, menilai cerita ini mengingatkannya pada masa sekolah. “Pemeran utama mengajarkan bahwa bagaimana pun hidup ini, kita tidak boleh melupakan orangtua yang telah membesarkan kita. Meskipun di dalam cerita sang pemeran utama bukan anak kandung,” katanya.



