
Oleh: Dormaulina Sitanggang
Medan, wacana.org – Rumah Karya Indonesia (RKI) kembali menggelar Jong Batak’s Arts Festival (JBAF), yang tahun ini mengangkat tema “Pangan Nusantara”. Festival yang berlangsung pada 18–28 Oktober 2025 di Taman Budaya Medan ini, menjadi ruang bagi masyarakat untuk kembali mengenali dan mencintai pangan lokal. Hal ini disampaikan oleh Direktur JBAF, Audrin Manurung, Jumat (17/10/2025).
Audrin mengatakan bahwa festival menghadirkan berbagai pertunjukan seni yang berpadu dengan isu pangan lokal. Terdapat 32 komunitas seni yang terlibat dalam pertunjukan. Selain itu, 24 komunitas lain dalam co-program seperti diskusi, workshop, hingga ngobrol buku bertema kuliner Nusantara.
“Selama sebelas hari ke depan akan banyak pertunjukan musik, tari, teater, dan pameran seni rupa. Semuanya mengangkat tema pangan dan tradisi,” ujarnya.
Audrin menambahkan, kegiatan ini bertujuan mengajak anak muda memahami nilai budaya di balik makanan tradisional. Salah satunya, dilakukan workshop pembuatan makanan tradisional seperti Dali ni Horbo, Napinadar, dan Arsik. “Ruang refleksi bagi anak muda agar mereka sadar, modernitas tidak harus meninggalkan akar budaya,” katanya.
Sementara itu, kurator sekaligus Ketua RKI, Ojax Manalu, menjelaskan bahwa tema pangan lokal dipilih karena erat kaitannya dengan isu lingkungan dan masyarakat adat. “Ngobrolin pangan lokal bukan cuma soal makanan, tapi juga tanah, masyarakat adat, dan lingkungan. Kalau lingkungan rusak, pangan lokal pun hilang,” ujarnya.
Acara ini juga memberi ruang bagi pelaku usaha rumah tangga untuk menjajakan pangan lokal seperti mi gomak, lapet, cimpa khas Karo, dan makanan Melayu. “Kami sengaja tidak menghadirkan makanan cepat saji. Lewat festival ini, kami ingin memberi ruang bagi penjual pangan lokal untuk dikenal masyarakat luas,” tambahnya.
Tahun ini, JBAF juga memperkenalkan konsep “Ronggurnesia” untuk melihat isu pangan sebagai persoalan kolektif bangsa. “Ronggur itu artinya petir. Kami harap isu ini bisa jadi kilatan kesadaran, membangunkan orang tentang pentingnya pangan lokal,” pungkasnya.



