BOPM Wacana

Kelompok MKWK Intoleransi 02 USU Ajak Siswa SMPN 30 Medan Tanamkan Toleransi Sejak Dini

Dark Mode | Moda Gelap
Kelompok mahasiswa proyek MKWK Intoleransi 02 USU berfoto bersama sejumlah siswa SMP Negeri 30 Kota Medan, Sabtu (28/10/2025). | Sumber Istimewa
Kelompok mahasiswa proyek MKWK Intoleransi 02 USU berfoto bersama sejumlah siswa SMP Negeri 30 Kota Medan, Sabtu (28/10/2025). | Sumber Istimewa

WARTAWACANA – Kelompok mahasiswa proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Intoleransi 02 Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan sosialisasi bertema “Membangun Toleransi di Tengah Keberagaman”. Kegiatan ini berlangsung di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 30 Medan, Sabtu (28/10/2025).

Kelompok MKWK Intoleransi 02 terdiri dari 20 mahasiswa dari berbagai fakultas di USU dengan Fernando Tarigan sebagai ketua kelompok. Proyek MKWK ini didampingi oleh Dr. Afnila, S.H., M.Hum selaku dosen fasilitator dan Najua Winda Murti sebagai mentor.

Ketua Kelompok, Fernando Tarigan, menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, ia dan kelompoknya ingin menanamkan pentingnya nilai toleransi sejak dini kepada siswa-siswi, khususnya di tingkat sekolah menengah pertama. “Kami ingin mereka mampu menghargai keberagaman suku, agama, budaya, dan perbedaan identitas lainnya. Toleransi bukan hanya pengetahuan, tetapi tindakan nyata yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis dan bebas dari perilaku intoleransi,” ujarnya.

Kegiatan berlangsung dalam beberapa tahap, dimulai dari pembukaan, penyampaian sambutan, ice breaking, hingga pemaparan materi tentang makna intoleransi dan dampaknya. Sesi berikutnya diisi dengan permainan edukatif, diskusi, serta tanya jawab interaktif bersama para siswa kelas 8 SMP Negeri 30 Medan. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah dan sesi foto bersama.

Salah satu guru di SMP Negeri 30 Medan, Kusno, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman pertama di sekolah tersebut. “Kemarin di SMP Negeri 30 Medan, masih banyak anak-anak yang suka menjelekkan temannya berdasarkan agama atau suku. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang toleransi di lingkungan sekolah masih perlu terus ditanamkan,” ujarnya.

Kusno juga turut mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat karena anak-anak harus diberikan pemahaman tentang arti keberagaman serta cara menyikapinya. “Dengan adanya sosialisasi seperti ini, anak-anak dapat belajar bersikap empati, menghormati perbedaan, dan menjaga persatuan, baik di sekolah maupun di masyarakat,” tambahnya.

***

Tulisan ini merupakan publikasi Kelompok Proyek MKWK Intoleransi 02 USU dalam kegiatan sosialisasi tentang nilai toleransi di SMP Negeri 30 Medan, yang didampingi oleh Mentor: Najua Winda Murti dan Dosen Fasilitator: Dr. Afnila, S.H., M.Hum.

Komentar Facebook Anda

Advertorial

Artikel ini merupakan produk iklan yang bekerja sama dengan Mitra WartaWacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus