Oleh: Febyana Siagian
Di Indonesia, vaksinasi Covid-19 telah dimulai pemerintah sejak Januari lalu. Vaksin buatan Sinovac Biotech ini pertama kali disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo. Pertanggal 14 April 2021, sudah 16.016.363 masyarakat yang sudah divaksinasi.
Untuk saat ini, sasaran vaksin ini adalah 40.349.049 orang yang meliputi SDM kesehatan, petugas publik, dan lansia. Ini dikarenakan SDM kesehatan dan petugas publik akan berhubungan langsung dengan masyarakat banyak, sedangkan imunitas lansia semakin menurun seiring dengan bertambahnya umur.
Universitas Sumatera Utara (USU) pun mulai melakukan vaksinasi massal tahap satu kepada dosen dan tenaga kerja di lingkungan USU pada Maret lalu. Diselenggarakan atas kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan.
Sementara itu, mahasiswa termasuk dalam klaster masyarakat pada vaksinasi ini, menurut SK Dirjen Nomor Hk.02.02/4/1/2021 vaksinasi pada mahasiswa atau masyarakat akan dilakukan mulai April 2021. Bagaimana tanggapan mahasiswa USU tentang vaksinasi ini? Siapkah mereka untuk divaksin? Perlukah vaksin ini? Apakah mereka mengetahui syarat dan efeknya? Berikut ini adalah beberapa tanggapan mahasiswa USU.
Renaldo Diaz – Fakultas Teknik 2019
Kalo saya sendiri bersedia. Karna saya merasa bahwa dampak dari wabah Covid-19 ini cukup banyak menghalangi dan menghambat kegiatan normal kita sebelumnya. Untuk itu saya mendukung langkah pemerintah untuk mengatasi pandemi covid-19 itu.
Menurut saya vaksinasi dibutuhkan karena dalam pandemi ini manusia membutuhkan kekebalan tubuh yang siap menangkis virus baru, untuk itu dibutuhkan vaksinasi dimana proses vaksinasi sendiri kan untuk membantu imunitas kita mengenali virus baru supaya imun kita mampu membentuk antibodynya agar dapat melawan virus tersebut sewaktu-waktu masuk ke dalam tubuh.
Selistio Sitorus – Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2018
Aku gak bersedia. Karena ya dengan tanpa divaksin pun aku bisa aman kok. Jaga jarak, pakai masker, perkuat imun. Lagian kan gatau kita vaksin itu dari mana. Mengapa banyak orang membuat vaksin? Takut deh. Kandungannya pun gatau. Sepercaya diri itu karena memang lihat realita.
Kan memang dia menyerang kekebalan tubuh ya. Kalau imun kita kuat meskipun kita dimasuki, dia bakal mati. Terus dia pun dengan pakai handsanitazer serta masker saja bisa melindungi kok. Dan sudah setahun buktinya aman-aman aja. Lagian kan, vaksin ini masih mengandung perdebatan. Beberapa kasus vaksin yang buruk pun membuat enggan.
Vanesha Olivia Purba – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2020
Kalo Nesha bersedia, karna ini untuk kebaikan Nesha dan keluarga. Menurut Nesha, vaksinasi itu sangat dibutuhkan. Vaksin ini akan disuntikkan ke pasien dan ada baiknya seluruh masyarakat Indonesia untuk memutus rantai Covid-19 yang ada.
Persyaratannya tidak ada penyakit bawaan seperti jantung dan penyakit lainnya yang berpotensi membawa pasien itu pada kematian dan tensi harus normal. Sejauh yang Nesha tahu begitu persyaratannya karena opung Nesha sudah 2 kali divaksin dan Nesha ikut melihat opung divaksin.
Dion Kristian Cheraz Pardede – Fakultas Hukum 2019
Aku pribadi bersedia divaksinasi. Untuk kebijakannya sendiri baik dan lebih efisien karena status penerima vaksin jelas yakni mahasiswa. Nantinya lebih tepat dan mudah pendataannya. Data penerima vaksin bisa diperoleh dari data dikti, jadi lebih spesifik dan tepat sasaran dalam hal penentuan prioritas vaksinasi. Secara spesifik vaksin gratis ya, karena selain secara biologi menciptakan kekebalan individu, vaksin gratis juga menjamin imunitas kelompok.
Untuk persyaratan dan efek samping penerima tahu, ada kerabat yang sudah divaksin soalnya. Untuk efikasi (dalam kekebalan kelompok) memang masih perlu diperdebatkan, tapi kalau menurutku memang butuh waktu sejalan dengan proses vaksinasi dan dan distribusi vaksin.
Angelika Simanjuntak – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2019
Bersedia. Karna itu suatu kebutuhan bagi kesehatan kita sekarang dan biar membantu mencegah virus dan bisa ditambah lagi peningkatan imun dari tubuh kita, agar kebal terhadap penyakit nantinya. Seperti anjuran pemerintah yang setiap orang akan dapat giliran vaksin. Maka dari itu ada baiknya kita mengikuti anjuran itu. Cara ini merupakan langkah awal berkurangnya angka klaster orang-orang yang terjangkit virus ini.
Ini sudah menjadi kebutuhan untuk tubuh kita saat ini. Vaksinasi itu disebut juga imunisasi yang artinya pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Efek sampingnya yang ditimbulkan dapat beragam, pada umunya ringan dan bersifat sementara, seperti nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal wajar.
Helena Gultom – Fakultas Keperawatan 2019
Saya sangat bersedia divaksin. Karena kita tahu kan bahwa karena kita tahu kan bahwa vaksin itu memasukkan produk atau zat ke dalam tubuh kita agar tubuh kita menstimulasi sistem kekebalan tubuh dan dengan diberikan vaksin, itu dapat melindungi kita dari virus Covid-19 dan jikalau kita terinfeksi dimasa depan tubuh kita sudah memiliki antibodi jadi gejalanya tidak berat. Maka dari itu aku bersedia divaksin.
Syarat yang saya tahu itu tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti gagal jantung, autoimun, gagal ginjal, tidak sedang mengalami demam, batuk, pilek, diare, dan tidak memiliki anggota keluarga yang sedang dalam perawatan Covid-19, dalam keadaan sehat dan suhu tubuh normal 35-36,5 derajat Celcius. Kalau efek sampingnya dari vaksin ini berbeda-beda setiap individu, ada yang tidak memiliki efek samping. Pada umumnya, ringan dan bersifat sementara seperti demam, nyeri otot, atau ruam-ruam di sekitar bekas suntikan.