BOPM Wacana

Jong Batak’s Arts Festival ke-12 Pentaskan Teater “Meja Makan Mikir-Mikir”

Dark Mode | Moda Gelap
Pertunjukan teater “Meja Makan Mikir-Mikir” pada Jong Batak's Arts Festival ke-12 di Taman Budaya Sumut, Kamis (23/10/2025). | Dinar Fazira Fitri
Pertunjukan teater “Meja Makan Mikir-Mikir” pada Jong Batak’s Arts Festival ke-12 di Taman Budaya Sumut, Kamis (23/10/2025). | Dinar Fazira Fitri

Oleh: *Risky Zaetri Fadhli

Medan, wacana.org – Jong Batak’s Arts Festival (JBAF) ke-12 menghadirkan pertunjukan teater bertajuk “Meja Makan Mikir-Mikir” yang dibawakan oleh Komunitas Medan Teater. Pertunjukan yang mengangkat tema tentang problema pangan tanah air ini, berlangsung di Taman Budaya Sumatera Utara (Sumut), Kamis (23/10/2025).

Ahmad Munawar Lubis, selaku Sutradara, menjelaskan bahwa pertunjukan digelar dalam rangka merayakan dan melestarikan budaya Batak melalui seni teater, sebagai bagian dari identitas budaya. Sesuai tema JBAF tahun ini yaitu pangan lokal, pementasan yang diperankan oleh lima orang tersebut, menyindir persoalan yang dihadapi manusia terkait masalah pangan.

“Pertunjukan ini berangkat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang kita lemparkan terhadap siapa pun yang peduli terhadap pangan tanah air. Kami juga berharap penonton ketika pulang punya jawaban sendiri, bagaimana supaya pangannya berdaulat?” ujar Ahmad.

Pertunjukan tersebut menampilkan peristiwa manusia secara personal terhadap sistem pangan, pengetahuan pangan, dan kritik terhadap pangan yang menyasar pada aspek-aspek sosial ekonomi. “Kalau harga bahan pokok makanan mahal, bisa menyasar ke mana saja. Baik itu kritik ke pemerintah, politik, ekonomi, infrastruktur, dan ke hal remeh-temeh yang akhirnya naik di media sosial,” imbuhnya.

Menurut salah satu pemeran, Bob Anggara Sitorus, pementasan ini akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan ke penonton yang bersifat kesadaran. “Penonton berpikir apa yang dibawakan dalam pementasan itu penting dan diharapkan penonton dapat menemukan jawabannya sendiri,” ungkapnya.

Salah satu penonton, Nanda Tri Wardana, menilai pementasan ini seru dan tidak monoton. Permasalahan pangan di Sumut diangkat dengan sentuhan komedi, tapi pesannya tetap tersampaikan. “Mereka mengambil konsep realis, namun juga disuguhi kisah non-realis, yang tentang raja-raja. Jadi nggak monoton dan baru kali ini ada yang berani ngambil tema pertunjukan seperti itu,” katanya.

*Reporter adalah anggota magang BOPM Wacana 2025.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus