Oleh : Annisa Octavi Sheren
BOPM WACANA – Anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi mengatakan menangkal berita hoax adalah salah satu upaya untuk melawan paham radikalisme dan terorisme. Hal ini ia sampaikan pada kegiatan Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat yang diadakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sumatera Utara di Hotel Polonia Medan, Jumat (21/9).
Jimmy mengatakan paham radikalisme dan terorisme dapat ditanamkan melalui berita hoax yang disebarkan terus menerus. Ini karena berita hoax cenderung bersifat provokatif dan dapat mempengaruhi pembacanya. Ditambah kini penyebaran berita hoax kian marak di media sosial.
Ia menambahkan berita hoax sering digunakan sebagai alat untuk menyebarluaskan paham radikalisme dan terorisme yaitu dengan menyebar informasi bohong, provokasi dan propaganda yang memicu ketidakharmonisan di kalangan masyarakat, terutama anak muda. “Ini alat mereka, tujuannya untuk memecah belah bangsa,” katanya.
Jimmy berharap para pembaca berita dan pengguna media sosial tidak mudah dipengaruhi paham radikalisme dan terorisme yang disebar melalui berita hoax. “Khususnya anak muda yang jadi sasaran paham tersebut,” tutupnya.
Ari Tata Pratama Mahasiswa Universitas Negeri Medan mengatakan para penyebar radikalisme dan terorisme memanfaatkan dunia digital untuk menyebarkan paham mereka. Ia berharap pengguna media sosial semakin bijak sehingga tidak mudah terpecah belah karena termakan berita hoax. “Pengguna media sosial makin cerdas dalam mencari informasi dan kebenaran,” harapnya.