Oleh : Selistio Oklando Mikha Sitorus
Aku terdiam, merenung
Mataku terbuka, namun aku melihat khayalan yang begitu nyata
Aku tak mengerti
Tak mengerti akan alur hidup yang indah ini
Meski, sakit kurasa
Aku tetap berkata hidup ini indah
Adilkah?
Akukah yang paling hina?
Akukah yang paling nista?
Sekotor itukah hidupku?
Sebegitu besarkah dosa dan pelanggaranku?
Ku tak tahu
Tulus
Sabar
Ikhlas
Peduli
Aku miliki semua itu
Kau rasanya tidak!
Matamu picing, matamu buta!
Buta! Buta matamu wahai laskar kejahatan
Matamu penuh kebusukan!
Tatapan mu mencabut nyawa manusia
Mulutmu, mulutmu sadis
Menyayat daging, daging tubuhku
Tangan dan kakimu begitu sampai hati
Merampas, merampok dan menjarah sumber hidup kami
Sungguh, tubuhmu adalah onggokan daging yang menjijikkan
Kau bukan manusia!!
Kini, penghidupanku hilang, lenyap
Aku hampir mati karenamu
Kemana, kemana kami pergi?
Pergi mengais rejeki untukku dan mereka
Kini, hidupku seakan tak berarti
Semakin hancur oleh otakmu yang busuk
Luka, luka hatiku semakin dalam dan meluas
Oh pedihnya
Oh perihnya
Oh malangnya
Nasib seorang berkaki lima