BOPM Wacana

Berawal dari Pertemanan, Komunitas Wujud Baik Tumbuhkan Semangat Berbagi

Dark Mode | Moda Gelap
Para founder komunitas Wujud Baik | Sumber Pribadi
Para founder komunitas Wujud Baik | Sumber Pribadi

Oleh: Ruth Cinthia Sianturi

“Karena setiap kebaikan layak diwujudkan”, sesuai dengan motto mereka, Wujud Baik hadir sebagai wadah, agar setiap niat baik tak hanya sebatas terlintas, tapi benar-benar tersalurkan. 

Lahir dari lingkaran persahabatan, Wujud Baik merupakan sebuah komunitas sosial yang digagas oleh empat anak muda asal Medan, yaitu Farid Haikal Nasution, Mohammad Falih Dhafir, Muhammad Dandriansyah, dan Muhammad Furqon Azhari. Persahabatan mereka bukan hanya keakraban semata, tetapi juga tumbuh menjadi sebuah gerakan sosial yang dijalankan penuh dengan keikhlasan.

Mereka berempat sudah saling mengenal satu sama lain sejak masa SMA. Meski setelah lulus mereka melanjutkan kuliah di tempat yang berbeda, yakni Haikal di Universitas Sumatra Utara (USU) dan Dhafir di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Serta dua lainnya menempuh pendidikan di luar pulau Sumatra, yaitu Dandri di Telkom University, dan Furqon di BINUS University. Hal itu tidak menjadi problema, pertemanan mereka tetap terjalin erat satu sama lain. Keempatnya kini tinggal di Jakarta dan masih sering duduk berdiskusi.

Semangat berbagi dan kepedulian terhadap sekitar sebenarnya sudah mereka lakukan sejak dulu, bahkan sebelum Wujud Baik berdiri. Kegiatan berbagi tersebut awalnya dilakukan atas nama pribadi. Hingga akhirnya, pada 9 Juni 2024, mereka menginisiasi Wujud Baik sebagai wadah untuk saling berbagi.

Nama Wujud Baik hadir bukan tanpa makna. Bagi mereka, nama itu lahir dari kesadaran bahwa banyak orang memiliki niat baik, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Maka, Wujud Baik hadir sebagai wadah yang bisa mewujudkan niat-niat baik tersebut, entah dalam bentuk waktu, logistik, tenaga, atau sekadar doa.

Kini, di tahun pertamanya, komunitas ini telah berjalan dengan komitmen kuat terhadap dua fokus utama dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Zero Hunger dan No Poverty. Kegiatan utama Wujud Baik adalah berbagi makanan, terutama pada hari Jumat, yang menyasar anak-anak yatim dan masyarakat rentan lainnya.

Selain itu, Wujud Baik juga pernah membuat kegiatan lain seperti membawa anak-anak yatim jalan-jalan ke Istana Maimun, untuk menambah pengalaman baru bagi mereka. Sumber dana kegiatan ini masih berasal dari kantong pribadi mereka berempat. Terkadang, ada juga bantuan dari teman-teman terdekat yang mendukung gerakan ini secara sukarela.

Wujud baik  juga pernah berkolaborasi dengan salah satu komunitas di Jakarta, dalam kegiatan berbagi makanan pada saat sahur. Tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas lain ke depannya. Salah satu pengalaman paling berkesan bagi mereka adalah saat turun langsung membantu korban banjir di Jakarta.

Mereka membawa berbagai kebutuhan seperti sabun, alat bersih-bersih, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Kegiatan itu menjadi pengingat agar kita, khususnya anak muda untuk lebih aware dengan keadaan sekitar. Kehadiran Wujud Baik bisa memberi dampak positif kepada masyarakat, bukan hanya dari segi materi, tapi juga memberi semangat bagi mereka yang terdampak.

Salah satu founder Wujud Baik, Farid Haikal Nasution, menceritakan momen yang paling menyentuh hati ketika Wujud Baik mengunjungi Yayasan Sayap Ibu di Jakarta, yaitu tempat tinggal anak-anak disabilitas yang tidak memiliki keluarga. Di sana mereka menyaksikan langsung bagaimana anak-anak itu hidup tanpa orang tua, mereka dibesarkan oleh Yayasan Sayap Ibu dengan penuh kasih.

“Hal yang paling berkesan diingat ketika tahu mereka ditinggalkan sejak kecil dan ditemukan di jalanan. Mereka tidak punya siapa-siapa selain yayasan itu sendiri,” tutur Haikal.

Kini kegiatan Wujud Baik masih terpusat di Medan dan juga Jakarta, tapi mereka memiliki harapan ke depannya bisa memperluas jangkauan ke kota-kota lain di Indonesia. Baru-baru ini, mereka juga telah melakukan open recruitment untuk tim yang ada di Medan.

Seutas doa sudah menjadi suatu dukungan bagi mereka, namun bagi siapa saja yang ingin bergabung dan terlibat langsung, bisa mengirim pesan melalui akun Instagram @wujudbaik. Mereka akan dengan senang hati menerimanya. Hingga kini, Wujud Baik masih terus salurkan kepedulian dan semangat berbagi pada sesamanya. Hal ini tentunya dijalani dengan ikhlas, yang membuat semuanya terasa lebih ringan.

Kuncinya adalah saling menyemangati dan saling mengingatkan. Mewakili ketiga rekannya, Haikal berharap Wujud Baik bisa menjadi jejak bagi anak-anak muda untuk mulai melangkah melakukan kegiatan yang berdampak positif kepada masyarakat.

 

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus