Oleh: Kirana Yulisya
Badan tegap nan gagah itu bakti dari kerja kerasnya
Kulit hitam terbakar sinar matahari menjadi bukti kesetiaannya
Kokoh negara karena baktinya
Damai negeri karena kerja kerasnya
Siapa yang tahu kapan ia tidur kala semua orang terlelap
Siap siaga adalah yang utama dalam hidupnya
Siapa yang tahu bahwa ia menjadi ujung tombak kedamaian negeri
Menjadi perisai masyarakat negerinya
Memar dan lebam adalah makanan sehari-harinya
Suara jerit dan pekikan adalah senandungnya
Hutan rimba menjadi rumahnya
Senapan, sahabat sejatinya
Dan medan juang adalah tempat penentunya
Dahulu ia begitu dibangga-banggakan
Dahulu ia menjadi harapan
Namun ketika ombak kegelisahan itu mereda
Secercah harapan kembali ada
Huru hara tidak lagi terdengar
Damai, aman, walau masih jauh dari kata sejahtera
Siapa yang tahu di balik semua itu ada jiwa yang berjuang