
Oleh: Andrean Refaldho Sembiring
Medan, wacana.org – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatra Utara (Sumut) merilis Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2025 sebagai respons terhadap krisis ekologis yang terjadi di Sumut. Kegiatan ini berlangsung di Taman Irama Coffee, Selasa (23/12/2025).
Direktur Eksekutif WALHI Sumut, Rianda Purba, menjelaskan tema “Bencana Bukan Takdir: Kerusakan Hutan dan Kebijakan yang Gagal”, diangkat untuk menegaskan bahwa berbagai bencana ekologis seperti banjir dan longsor yang terjadi sepanjang tahun 2025 bukan semata peristiwa alam.
“Bencana bukan takdir. Ia lahir dari keputusan politik, pembiaran terhadap perusakan lingkungan, serta kebijakan yang tidak berpihak pada keberlanjutan,” ujarnya.
Diskusi ini dimoderatori oleh Tonggo Simangunsong dan dihadiri oleh Marjoko, selaku Ahli Kebencanaan Yayasan PUSAKA, serta beberapa elemen masyarakat sipil mulai dari mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, aktivis lingkungan dan rekan jurnalis. Para peserta ikut berpartisipasi dalam memberikan kritik dan saran terhadap bencana yang sedang terjadi di Sumut.
Salah satu peserta, Muhammad Ahsan Rafli Rangkuti, dari SYLVA Indonesia PC Universitas Sumatera Utara (USU) menyampaikan bahwa bencana yang sedang terjadi hari ini adalah dosa masa lalu yang telah lama dibiarkan.
“Deforestasi berlangsung tanpa pengawasan yang memadai, minim monitoring, serta lemahnya integritas pemerintah dalam menangani isu lingkungan hidup,” tegasnya.



