
Oleh: Shifwah Suhaila
USU, wacana.org – Beberapa mahasiswa yang diketahui bukan berasal dari Universitas Sumatera Utara (USU), kerap menggunakan fasilitas bus Lintas USU (Linus). Hal ini diungkapkan oleh mahasiswa Sastra Indonesia USU stambuk 2024, Erika Hasugian, yang mengaku pernah menyaksikan langsung kejadian tersebut di halte Pintu 1 USU, Senin (24/11/2025).
Erika mengeluhkan terkait mahasiswa kampus lain dapat dengan mudah menggunakan fasilitas yang diperuntukkan khusus bagi mahasiswa USU. “Ada sekitar 3 atau 4 orang mahasiswa yang naik Linus waktu itu dan saya terganggu karena mereka berisik,” ungkapnya.
Ia mengetahui mahasiswa tersebut bukan berasal dari USU karena mereka secara terang-terangan, menyebut nama kampus asalnya ketika menunggu di halte. “Saat kejadian, sopir tidak memberikan respons apa pun. Mungkin sopir juga tidak menyadari bahwa penumpang tersebut berasal dari kampus lain,” ucap Erika.
Menanggapi hal tersebut, salah satu sopir Linus, Bela Pranata, menegaskan bahwa sebenarnya mahasiswa luar tidak diperbolehkan menaiki Linus. “Ini fasilitas milik USU. Mereka kalau ketahuan, langsung saya suruh turun,” ujarnya. Namun, ia juga merasa kesulitan membedakan penumpang karena saat ini tidak ada lagi pemeriksaan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).
Ia menjelaskan, Linus telah menjadi layanan transportasi gratis untuk civitas academica USU sejak 9 Maret 2013. Pada masa awal operasional, mahasiswa wajib menunjukkan KTM. “Aturan tersebut dihentikan pada tahun 2017, karena penumpang semakin padat. Dulu yang bertugas ada sopir dan petugas pemeriksa KTM. Sekarang, hanya sopir yang ditugaskan,” urai Bela.
Mengenai aturan tersebut, mahasiswa Perpustakaan dan Sains Informasi stambuk 2024, Alya Ghassani Herawana, berpendapat bahwa sebaiknya aturan pemeriksaan KTM diberlakukan lagi. “Sekarang orang luar pun bisa pakai Linus. Sedangkan, yang beroperasi hanya empat unit, itupun masih kurang, banyak mahasiswa yang berdiri,” keluhnya.



