
Oleh: Tio Hasianna Vincentia Hutahaean
USU, wacana.org – Korps Mahasiswa Pecinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup (KOMPAS) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar talkshow bertajuk “Cermat Memanfaatkan Ruang Hijau (CEMARA)”. Kegiatan ini berlangsung di Student Center USU, Jumat (21/11/2025).
Ketua Umum KOMPAS USU, Raja Kuat Subbhari, menegaskan bahwa hari pohon sedunia menjadi ajang refleksi mengenali objek ekologis yang hidup berdampingan dengan warga kampus. “Sesudah kegiatan ini, langkah KOMPAS akan berlanjut pada upaya monitoring dan treatment keberlanjutan terhadap pohon-pohon di USU demi menciptakan kenyamanan beraktivitas bagi civitas academica,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dan menghadirkan 3 narasumber, yaitu Yudha Lesmana Pohan (Anggota Luar Biasa KOMPAS USU), Ridahati Rambey (Dosen Fakultas Kehutanan USU), serta Rianda Purba (Direktur Eksekutif Daerah WALHI Sumatra Utara). Kegiatan ini juga mengundang Rahma Yurliani, selaku Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Kealumnian (Ditmawalumni) USU.
Peserta yang hadir terdiri dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sekawasan USU, serta organisasi pecinta alam lintas universitas di Sumatra Utara (Sumut). Talkshow tersebut mengupas pentingnya ruang hijau kampus, pengelolaan pohon, serta peran mahasiswa sebagai penggerak keberlanjutan lingkungan.
Dosen Fakultas Kehutanan USU, Ridahati Rambey, mengatakan bahwa USU menyimpan potensi keanekaragaman pohon, termasuk beberapa spesies yang berstatus terancam punah. “Ditemukan Agathis borneensis di sekitar Pintu 4 USU, spesies yang seharusnya hanya tumbuh di dataran tinggi. Ini indikator dinamika ekologis yang menarik sekaligus mengingatkan perlunya pengawasan tata ruang kampus,” paparnya.
Kegiatan berlangsung dalam format diskusi interaktif yang mencakup pemaparan materi, sesi tanya jawab, serta ajakan untuk berkontribusi dalam gerakan hijau kampus. Panitia juga menerapkan konsep ramah lingkungan dengan mengimbau peserta membawa tumbler sebagai langkah mengurangi sampah plastik.
Salah satu peserta dari Prodi Kehutanan stambuk 2022, Yobel Hutagaol, mengaku antusias ikut menjadi peserta acara. “Menurut saya acara ini sangat bagus, karena kita mendapat berbagai ilmu pengetahuan terkait dampak dari kehadiran pohon di tengah-tengah kehidupan,” jelasnya.



