BOPM Wacana

Kata Mahasiswa USU Tentang Fenomena “Ngamen” untuk Dana Kepanitiaan

Dark Mode | Moda Gelap

Event kepanitiaan tidak selamanya dibiayai atau diberikan bantuan dana oleh universitas entah itu rektorat atau dekanat. Banyak juga event kepanitiaan yang biayanya dikeluarkan langsung dari kantong mahasiswa. Biaya yang tidak sedikit tentu membebani dan memberatkan. Mahasiswa harus memutar otak untuk memenuhi dana event kepanitiaan tanpa harus mengorek kantong mereka sendiri.

Banyak cara yang bisa digunakan oleh mahasiswa seperti menerapkan iuran organisasi atau angkatan. Bisa juga melakukan danusan dengan menjual gorengan, pernak-pernik atau aplikasi online premium seperti Capcut atau Canva yang tentu banyak digunakan oleh mahasiswa saat ini.

Selain itu, ada satu cara yang sampai saat ini sering dipakai oleh kepanitiaan. Fenomena ini dapat kita lihat dari maraknya kelompok-kelompok panitia yang mengamen ke warung kopi atau rumah makan di sekitar kampus. Tidak sedikit yang beranggapan kalau banyak kegiatan yang lebih baik dilakukan daripada mengamen guna memenuhi dana kepanitiaan.

Muhammad Ananda Pulungan – Ekonomi Pembangunan 2021

Menurutku, kegiatan mengamen untuk membantu memenuhi dana kepanitiaan dapat dilihat dari dua sisi. Di satu sisi, itu menunjukkan semangat kreatif dan kerja keras anggota kepanitiaan untuk mencari solusi atas kebutuhan mereka. Di sisi lain, kegiatan tersebut juga perlu dilakukan dengan mempertimbangkan etika, kenyamanan masyarakat, dan aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Jika dilakukan dengan cara yang positif dan tidak mengganggu, kegiatan ini bisa menjadi cara yang unik untuk membangun solidaritas serta memperkenalkan acara yang akan diselenggarakan. Namun, idealnya, penggalangan dana dilakukan dengan aktivitas yang lebih terencana, seperti bazar, workshop, atau kegiatan produktif lainnya yang juga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Yang paling penting, kegiatan penggalangan dana harus mencerminkan nilai-nilai organisasi dan memberikan dampak yang baik.

Nurfadillah – Sastra Arab 2023

Sebenarnya menurut saya cara ini kurang efektif karena kalau misalnya ngamen untuk dana kepanitiaan hasilnya akan kurang, lalu untuk di lapangan para mahasiswa tersebut juga akan bersaing dengan para pejuang rupiah seperti anak anak punk yang ngamen. Tentunya mereka lebih membutuhkan, otomatis orang-orang di jalan pun lebih simpati ke mereka yang pejuang rupiah daripada mahasiswa yang mengamen untuk dana kepanitiaan. Selain itu, mahasiswa saat ini kan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, kalau mengamen itu sudah banyak ditemukan di mana-mana.

Ricky Samuel – Farmasi 2022

Mengamen untuk mendapatkan dana itu bukan hal yang salah tetapi kurang strategis dalam menggalang dana. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor sumber daya yang diperlukan. Dalam hal sumber daya manusia, dibutuhkan sesuatu yang menarik perhatian orang dan jika tidak ada yang unik, maka orang tidak akan tertarik. Dalam hal koneksi juga dibutuhkan untuk famous. Selain itu, butuh peralatan dalam melengkapi musiknya.

Siti Aisyah Riani Putri – Ilmu Administrasi Publik 2023

Kalau ditinjau dari baik buruknya, aksi ngamen ini fifty-fifty artinya ada pro dan kontra. Saya berpendapat pro karena dengan ngamen ini yang saya tau dengan bernyanyi tentu bisa menyalurkan bakat rekan-rekan terlebih dalam olah suara. Semakin bagus suaranya juga kemungkinan semakin ramai orang yang mau menyumbang untuk penambahan dana. Aksi ngamen ini juga dilakukan per-kelompok, yang mana bisa menambah keakraban, kekeluargaan dan rasa solidaritas antar rekan-rekan mahasiswa tersebut.

Kalau sisi kontranya lebih ke mengganggu kenyamanan orang-orang. Secara kan kalau ngamen itu pasti ke cafe atau tempat makan. Mungkin aja orang-orang yang ke cafe itu memang mau untuk tidak diganggu, ingin rileks atau me time. Nah, dengan kehadiran mahasiswa yang ngamen ini malah mengganggu kenyamanan mereka.

Unggul Willy Gultom – Ilmu Sejarah 2023

Menurut saya ada banyak aksi dana yang bisa dilakukan selain ngamen seperti bazar, jualan, dan lain lain, namun aksi dana ngamen ini sudah cukup sering terdengar di kalangan organisasi-organisasi dan kepanitiaan. Salah satu yang saya alami dalam kepanitiaan natal, di mana kami melakukan aksi dana yang saya rasa cukup efisien namun kurang efektif dilakukan karena aksi dana ngamen ini lebih sering dilakukan pada malam hari. Para mahasiswa pasti akan sulit mengatur waktunya antara ngamen atau mengurus kesibukan kuliahnya masing-masing seperti mengerjakan tugas.

Selain untuk mencari dana, aksi ngamen ini cukup mengasyikkan karena kita bisa menikmati lagu-lagu yang kita bawakan bersama teman-teman kita sekaligus menghilangkan stres. Tapi bagi saya aksi dana ngamen ini tidak harus dilakukan karena aksinya dilakukan pada malam hari yang menurut saya waktu para mahasiswa beristirahat dan mengumpulkan cukup energi untuk melanjutkan kegiatan esok hari.

Angel Aulia Sari – Sastra Inggris 2023

Menanggapi hal tersebut, saya kurang setuju dengan ide mengamen untuk memenuhi dana kepanitiaan karena kegiatan ini kurang mencerminkan profesionalisme dan tidak efektif dalam membangun citra positif bagi organisasi atau panitia. Selain itu, mengamen sering kali dianggap kurang etis karena melibatkan pemanfaatan ruang publik untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu tanpa mempertimbangkan kenyamanan orang lain. Sebagai alternatif, panitia dapat mencari solusi yang lebih kreatif dan bermartabat, seperti mengadakan bazar, menjual merchandise , atau mencari sponsor, yang tidak hanya lebih produktif tetapi juga memberikan nilai tambah dalam melatih keterampilan manajerial dan jejaring.

Reynaldo Putra Sitepu – Keuangan 2022

Menurut saya, kegiatan mengamen yang dilakukan mahasiswa untuk memenuhi dana kepanitiaan adalah bentuk usaha yang patut diapresiasi. Saya yakin, mengamen bukan satu-satunya cara yang mereka lakukan. Mahasiswa umumnya memiliki berbagai kreativitas dan inisiatif untuk mengumpulkan dana, seperti menjual produk, mengadakan bazar, atau bentuk kegiatan lainnya. Hal ini menunjukkan semangat, kreativitas, dan kerja keras mereka dalam mencapai tujuan. Saya juga pernah melakukan hal serupa untuk kegiatan organisasi kami, dan bersyukur dana dapat terpenuhi. Kegiatan seperti ini tidak hanya membantu kelancaran acara, tetapi juga melatih jiwa kepemimpinan, kerja tim, dan rasa tanggung jawab mahasiswa.

Gracia Verbyna – Akuntansi 2023

Menurutku, mengamen untuk dana kepanitiaan itu ide yang kreatif dan menarik. Selain membantu mengumpulkan dana, kegiatan ini juga melatih keberanian, kekompakan tim, dan kreativitas panitia. Namun, penting untuk melakukannya dengan sopan ya, tidak mengganggu kenyamanan orang lain, serta tetap menjaga citra mahasiswa sebagai agen perubahan yang positif. Selama dilakukan dengan cara yang baik dan bertanggung jawab, kegiatan ini bisa jadi pengalaman yang berharga sekaligus bermanfaat.

*****

Artikel ini ditulis oleh Syaufah Sabila, juga dibantu Cynthia Tarigan & Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis, saat proses Magang BOPM Wacana 2024.

Komentar Facebook Anda

Syaufah Sabila

Penulis adalah mahasiswa Sastra Inggris FIB USU stambuk 2023. Saat ini Syaufah menjabat sebagai Staf PSDM BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus