Oleh: Chintya Winda Purba
Petaka datang tanpa seruan
Di atas kanvas putih lukisan abstrak terurai dengan jelas
Sapuan kuas perlahan menumbuhkan renjana yang memesona
Tuhanku, panggilan apa gerangan ini?
Mungkinkah amukan badai ini berubah menjadi bunga
Dalam lelucon bodoh yang terlontarkannya
Serta kicauan burung yang turut menggema
Bak melodi indah dari alam semesta
Suara yang tak terpikirkan ini
Rasanya membisikkan musim hangat telah tiba
Memberi isyarat kedekatan dengannya,
Ada getaran yang timbul tanpa penghakiman
Terasa seperti berlayar di lautan asmaraloka
Bagaimana ini tuhanku?
Aku terpikat pada salah satu ciptaanmu
Seolah benang merah mengikat bagian dari garis hidup
Atau mungkinkah ini petaka tersembunyi yang menanti tanpa diduga