Oleh: Surya Dua Artha Simanjuntak
Medan, wacana.org — Akumulasi Kemarahan Buruh dan Rakyat (AKBAR) Sumatera Utara (Sumut) memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan menggelar aksi turun ke jalan. “Yang jadi grand issue (aksi—red) kami: pendidikan bukan untuk diperjualbelikan, rakyat bangkit melawan, tolak komersialisasi pendidikan!” ungkap Pimpinan Aksi Rizky Fadillah usai menggelar aksi di Bundaran SIB, Medan Petisah, Selasa (4/5).
Rizky menambahkan, pendidikan yang layak kini hanya dapat dinikmati orang yang berduit. Di sisi lain, penikmati pendidikan gratis hanya dapat kualitas yang biasa saja.
“Tidak ada kualitas pendidikan yang merata bagi setiap daerah dan setiap sekolah,” terangnya.
Selain itu, terdapat isu turunan yang juga disuarakan AKBAR Sumut, seperti: hentikan kriminalitas mahasiswa dan rakyat dalam menyampaikan pendapat, turunkan biaya pendidikan, cabut Omnibus Law Cipta Kerja, hentikan represifitas TNI/Polri dalam dunia pendidikan, tindak tegas pelaku pelecehan seksual di kampus, dan tolak sistem pendidikan yang tidak memanusiakan manusia.
Rimba, salah satu peserta aksi, juga menyampaikan pendapat senada. Baginya, pendidikan hari ini sudah dikomersialisasi negara sehingga melenceng dari tujuan awalnya, yaitu untuk mencerdaskan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.
Ia juga berpendapat, kemerdekaan belajar yang diserukan pemerintah hanya selimut untuk kepentingan para pemodal. “Para pelajar atau mahasiswa hanya dicetak jadi pekerja yang melayani para pemodal,” jelasnya.