Oleh: Suratman
BOPM WACANA | Netty Herlina Siregar, Ketua Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik mengatakan jika mahasiswa yang melakukan praktikum laboratorium saat ini masih menggunakan uang pribadi masing-masing. “Padahal mereka (Mahasiswa—red) uang kuliahnya sudah UKT—uang kuliah tunggal—yang seharusnya mahasiswa tidak mengeluarkan biaya lagi,” pungkasnya, Jumat (9/3).
Netty mengungkapkan jika sampai saat ini jurusan belum bisa melakukan upaya lebih agar mahasiswa tidak mengeluarkan uang untuk keperluan praktikum laboratorium. Pasalnya, Teknik Lingkungan saat ini masih menumpang dan tidak memiliki laboratorium sendiri.
Hal itu membuat jurusan tidak bisa meminta pengadaan keperluan laboratorium dan membuat mahasiswa harus membeli keperluan sendiri seperti membeli bahan-bahan kimia. Ia mengaku sudah membicarakan hal ini ke pihak dekanat. Tetapi selalu saja tidak ada respon dan tindakan.
“Enggak apa-apa Buk kami (Mahasiswa—red) bayar. Enggak apa-apa yang penting kami tamat,” ujar Netty mencontohkan kata-kata mahasiswanya saat ia memberitahu persoalan praktikum yang memaksa mahasiswa harus mengeluarkan uang.
Laura Theresia Turnip, Mahasiswa Teknik Lingkungan 2014 ini membenarkan pernyataan Netty. Laura mengaku jika mahasiswa masih mengeluarkan uang untuk keperluan praktikum laboratorium. Apalagi Teknik Lingkungan tidak memiliki laboratorium sehingga harus pergi ke luar.
Selain itu, ia juga menuturkan jika saat awal perkuliahan sempat diminta uang untuk membeli keperluan alat-alat dan bahan praktikum. “Selebihnya untuk apa aja kurang tahu. Tapi itu kan untuk keperluan mahasiswa juga. Pun kadang juga jurusan membantu menyediakan,” serunya.