Oleh: Adinda Zahra Noviyanti
BOPM WACANA – Pers mahasiswa harus memperbanyak fakta sosiologis dibandingkan fakta psikologis yang bersifat subjek. fakta sosiologis lebih menekankan pada fakta dilapangan. Sedangkan data psikologis bersifat pendapat seseorang untuk memperkuat fakta sosiologis.
Hal ini disampaikan Hendra Harahap, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Selasa (6/3) di Ruang Sidang FISIP.
Hendra mengatakan pers mahasiswa tidak perlu takut dalam memberitakan dan mengkritisi universitas. Sebab dengan diberitakan universitas harusnya bisa lebih mengevaluasi diri.
Namun, pers mahasiswa harus menekankan pada objektivitas sebesar 75 persen sisanya bisa ditambahkan dengan subjektivitas yang harus mendasar. “Jadi tidak perlu takut ditekan rektor atau siapapun,” ujarnya.
Ia mencontohkan Lembaga Pers Mahasiswa SUARA USU pernah mengangkat mengenai toilet yang kondisinya buruk. Hal tersebut harusnya bisa menjadi evaluasi terhadap universitas untuk memperbaiki kekurangan faslilitasnya sebab fakta di lapangan menunjukkan kondisi yang buruk.
Ia menambahkan jika perlu pers mahasiswa melakukan pertemuan dengan dewan pers untuk membahas bagaimana perlindungan dewan pers terhadap pers mahasiswa. Sehingga tidak ada penindasan pers mahasiswa dari pihak universitas.
Sependapat dengannya, Doktor Hukum dari Fakultas Hukum Abdul Hakim Siagian mengatakan selain memperbanyak menyajikan data objektif pers mahasiswa juga tidak berpihak. Tidak berpihak yang dimaksud yaitu tidak dipengaruhi kepentingan segelintir orang maupun kelompok. “Pers mahasiswa harus tetap berada di jalan yang benar sebagai pers yang menyajikan fakta pada publik,” tegasnya.